A.Teori Belajar Menurut Ivan
Petrovich Pavlov(1849
- 1936)
Ivan
Petrovich Pavlov dilahirkan di Rjasan pada tanggal 18 September 1849
dan wafat di Leningrad pada tanggal 27 Pebruari 1936. Ia sebenarnya
bukanlah sarjana psikologi dan tidak mau disebut sebagai ahli
psiikologi, karena ia adalah seorang sarjana ilmu faal yang fanatik1.
Eksperimen
Pavlov yang sangat terkenal di bidang psikologi dimulai ketika ia
melakukan studi tentang pencernaan. Dalam penelitian tersebut ia
melihat bahwa subyek penelitiannya (seekor anjing) akan
mengeluarkan air liur sebagai respons atas munculnya makanan. Ia
kemudian mengeksplorasi fenomena ini dan kemudian mengembangkan satu
studi perilaku(behavioral
study) yang
dikondisikan, yang dikenal dengan teori Classical
Conditioning. Menurut
teori ini, ketika makanan (makanan disebut sebagai the
unconditioned or unlearned stimulus -
stimulus yang tidak dikondisikan atau tidak dipelajari) dipasangkan
atau diikutsertakan dengan bunyi bel (bunyi bel disebut sebagai the
conditioned or learned stimulus -
stimulus yang dikondisikan atau dipelajari), maka bunyi bel akan
menghasilkan respons yang sama, yaitu keluarnya air liur dari si
anjing percobaan.
Hasil
karyanya ini bahkan menghantarkannya menjadi pemenang hadiah
Nobel. Selain itu teori ini merupakan dasar bagi perkembangan
aliran psikologi behaviourisme,
sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi penelitian mengenai proses
belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar.
B.
Eksperimen
Pavlon
TerhadapTeoriBelajar
Adapun jalan eksperimen tentang refleks berkondisi yang dilakukan Pavlov adalah sebagai berikut:
Adapun jalan eksperimen tentang refleks berkondisi yang dilakukan Pavlov adalah sebagai berikut:
Pavlov
menggunakan seekor anjing sebagai binatang percobaan. Anjing itu
diikat dan dioperasi pada bagian rahangnya sedemikian rupa, sehingga
tiap-tiap air liur yang keluar dapat ditampung dan diukur jumlahnya.
Pavlov kemudian menekan sebuah tombol dan keluarlah semangkuk makanan
di hadapan anjing percobaan.
Sebagai
reaksi atas munculnya makanan, anjing itu mengeluarkan air liur yang
dapat terlihat jelas pada alat pengukur. Makanan yang keluar disebut
sebagai perangsang tak berkondisi (unconditionedstimulus),
,
dan air liur yang keluar setelah anjiing melihat makanan disebut
refleks tak berkondisi (unconditioned
reflex),
karena setiap anjing akan melakukan refleks yang sama (mengeluarkan
air liur) kalau melihat rangsang yang sama pula (makanan).2Menurut
pavlov yang di maksud dengan perangsang atau stimulus tidak
terkondisi yaitu sebuah kejadian atau suatu hal yang menghasilkan
sebuah respon secara otomatis atau menghassilkan refleks yang
alami,sedangkan refleks atau respons tidak terkondisi adalah respon
yang dihasilkan respons yang di hasilkan secara otomatis tadi.3
Kemudian
dalam percobaan selanjutnya Pavlov membunyikan bel setiap kali ia
hendak mengeluarkan makanan. Dengan demikian anjing akan mendengar
bel dahulu sebelum ia melihat makanan muncul di depannya. Percobaan
ini dilakukan berkali-kali dan selama itu keluarnya air liur diamati
terus. Mula-mula air liur hanya keluar setelah anjing melihat makanan
(refleks tak berkondisi), tetapi lama-kelamaan air liur sudah keluar
pada waktu anjing baru mendengar bel. Keluarnya air liur setelah
anjing mendengar bel disebut sebagai refleks berkondisi (conditioned
reflects)
karena refleks itu merupakan hasil latihan yang terus-menerus dan
hanya anjing yang sudah mendapat latihan itu saja yang dapat
melakukannya. Bunyi bel jadinya rangsang berkondisi (conditioned
reflects).
Kalau
latihan itu diteruskan, maka pada suatu waktu keluarnya air liur
setelah anjing mendengar bunyi bel akan tetap terjadi walaupun tidak
ada lagi makanan yang mengikuti bunyi bel itu. Dengan perkataan lain,
refleks berkondisi akan bertahan walaupun rangsang tak berkondisi
tidak ada lagi. Pada tingkat yang lebih lanjut, bunyi bel didahului
oleh sebuah lampu yang menyala, maka lama-kelamaan air liur sudah
keluar setelah anjing melihat nyala lampu walaupun ia tidak mendengar
bel atau melihat makanan sesudahnya.
Demikianlah
satu rangsang berkondisi dapat dihubungkan dengan rangsang berkondisi
lainnya sehingga binatang percobaan tetap dapat mempertahankan
refleks berkondisi walaupun rangsang tak berkondisi tidak lagi
dipertahankan. Tentu saja tidak adanya rangsang tak berkondisi hanya
bisa dilakukan sampai pada taraf tertentu, karena terlalu lama tidak
adarangsang tak berkondisi, binatang percobaan itu tidak akan
mendapat imbalan (reward)
atas refleks yang sudah dilakukannya dan karena itu refleks itu makin
lama akan semakin menghilang dan terjadilah ekstinksi atau proses
penghapusan refleks (extinction).Akan tetapi extinction
tidak sama dengan artinya dengan mempelajari kebalikan atau melupakan
yang telah dipelajari.Bila anda membunyikan kembali bel tersebutdi
hari berikutnya,anjing itu mungkin akan kembali akan menghasilkan air
liur selama beberapa kali.munculnya kembali respon terkondisi
tersebut disebut sebagai spontaneous
recovery.4
Kesimpulan
yang didapat dari percobaan ini adalah bahwa tingkah laku sebenarnya
tidak lain daripada rangkaian refleks berkondisi, yaitu
refleks-refleks yang terjadi setelah adanya proses kondisioning
(conditioning
process) di
mana refleks-refleks yang tadinya dihubungkan dengan
rangsang-rangsang tak berkondisi lama-kelamaan dihubungkan dengan
rangsang.5
C. Aplikasiteori Belajar Pavlon
Terhadap
Pembelajaransiswa.
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori belajar menurut Pavlov
adalah ciri-ciri kuat yang mendasarinya yaitu:
a.Mementingkan pengaruh lingkunganb. Mementingkan peranan reaksic. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respond. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnyae. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulanganf. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
a.Mementingkan pengaruh lingkunganb. Mementingkan peranan reaksic. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respond. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnyae. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulanganf. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
Hasil
yang diharapkan dari penerapan teori belajar Pavlov ini adalah
tebentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan
mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat
penghargaan negatif.
Kritik
terhadap teori belajar Pavlov adalah pembelajaran siswa yang berpusat
pada guru, bersifaat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil
yang dapat diamati dan diukur. Kritik ini sangat tidak berdasar
karena penggunaan teori Pavlov mempunyai persyaratan tertentu sesuai
dengan ciri yang dimunculkannya. Tidak setiap mata pelajaran bisa
memakai metode ini, sehingga kejelian dan kepekaan guru pada situasi
dan kondisi belajar sangat penting untuk menerapkan kondisi
behavioristik.
Metode
Pavlov ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang membuthkan
praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti :
Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan
sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari,
menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini
juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan,
suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung
seperti diberi permen atau pujian.
Penerapan
teori belajar Pavlov yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga
mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak
menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai central, bersikap
otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan
menentukan apa yang harus dipelajari murid. Murid dipandang pasif,
perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang
diberikan guru. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan
guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara
belajar yang efektif.6
DAFTAR
PUSTAKA
wade
Carole,Tavris Carol. 2007.Psikologi
edisi ke-9.Jakarta
:PT
SarwonoSarlito
W.Sarwono,Berkenalan
dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi.jakarta:
PT .BulanBintang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar