PENDAHULUAN
Emosi dan motivasi merupakan hal yang sangat erat kaitannya antara
keduanya. Keduanya susah dipisahkan, karena dalam suatu perbuatan atau tingkah
laku pastilah keduanya saling berinteraksi. Seperti yang kita ketahui dimana
terdapat motivasi pastilah butuh emosi sebagai pendorong tercapainya suatu
motif atau kehendak. Dimana dalam masalah motif dan emosi ini terdapat beberapa
teori-teori yang mendukung penjelasan dari emosi dan motivasi tersebut.
Terdapat unsur-unsur serta tujuan dan banyak hal lain yang terkait emosi dan
motivasi. Dalam makalah ini, kami mencoba mengungkap akan beberapa hal yang
terkait emosi dan motivasi sebagai bahan pembelajaran kita dan menambah wawasan
diantara keduanya.
PEMBAHASAN
I.
Emosi
1.
Pengertian
Emosi
Dari segi etimologi, emosi berasal dari akar kata bahasa latin “movere”
yang berarti “menggerakan, bergerak”. Kemudian ditambah awalan ‘e-’ untuk
memberi arti “bergerak menjauh”
Emosi adalah suatu gejala psiko-fiologis yang menimbulkan efek pada
persepsi, sikap dan tingkah laku, serta mengejawantah dalam bentuk ekspresi
tertentu.[1]
2.
Teori-teori
Emosi
Emosi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak awal,
kemudian diwariskan secara genetis, kepada penerusnya dan terus diperkaya oleh
pengalaman-pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Apa yang dirasakan
manusia dalam varian emosi dan ekspresinya telah dipelajari oleh para ilmuwan,
khususnya yang berkecimpung di bidang tingkah laku manusia. Beberapa
diantaranya yang dibahas secara ringkas dalam tulisan ini ialah teori
James_Lange, teori Cannon-Bard, teori Schachter-Singer, dan lainnya.
1)
Teori
James-Lange
James-Lange memperkenalkan teorinya yang hampir bersamaan dengan
William James dari Amerika Serikat dan Carl Lange dari Denmark. Carl Lange
mengemukakan bahwa emosi identik dengan perubahan-perubahan dalam sistem
peredaran darah. Pendapat ini kemudian dikembangkan oleh James dengan
mengatakan bahwa emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respon terhadap
rangsangan-rangsangan yang datang dari luar.
Contoh : ketika menyaksikan harimau lepas dari kandangnya, kita pun
langsung berlari tunggang-langgang dengan jantung yang berdebar-debar, dan
karena lari disertai debaran jantung itu maka timbul rasa takut. Dengan
perkataan lain bahwa kita menjadi takut karena lari dan debaran jantung itu,
bukan sebaliknya lari dan jantung yang berdebar-debar akibat rasa takut.
Dapat disimpulkan bahwa teori James-Lange menempatkan aspek
persepsi terhadap respon fisiologis yang terjadi ketika ada rangsangan datang
sebagai pemicu emosi yang dialami oleh manusia.
2)
Teori
Cannon-Bard
Walter Bradford Cannon, psikolog Amerika Serikat menolak teori
James-Lange yang lebih dahulu popular. Kembali pada contoh harimau lepas tadi.
Pada saat berpapasan dengan raja hutan itu, maka hipothalamus yang ada di dalam
otak melakukan dua hal secara simultan. Pertama, ia menstimulasi sistem syaraf
otonom (autonomic nerveous system). Kedua, hipothalamus mengirim pesan
ke cerebral cortex dimana pengalaman emosi dirasakan. Teori ini disebut
teori Cannon-Bard, teori ini didukung oleh Philip Bard.
3)
Teori
Schachter-Singer
Stanley Schachter dan Jerome Singer, mereka meyakini bahwa emosi
merupakan fungsi interaksi antara faktor kognitif dan keadaan keterbangkitan
fisiologis.
Teori Schachter-Singer sering pula disebut sebagai two-factor
theory of emotion, karena teori ini didasarkan pada dua hal yang terjadi,
yakni perubahan fisiologis dan interpretasi kognitif.
Alur teori Schachter-Singer dimulai dari stimulus yang diterima
dari luar kemudian memicu terjadinya perubahan fisiologis dalam tubuh.
Selanjutnya terjadi persepsi dan interpretasi terhadap keterbangkitan itu pada
situasi khusus yang sudah dikenal dari informasi dan pengalaman yang sudah tersimpan
sebelumnya, kemudian terjadilah emosi yang bersifat subyektif.[2]
3.
Penggolongan
Emosi
Membedakan satu emosi lainnya dan menggolongkan emosi-emosi yang
sejenis ke dalam suatu golongan atau tipe sangat sukar dilakukan karena hal-hal
berikut :
1)
Emosi
yang sangat mendalam, misalnya sangat marah atau sangat takut menyebabkan
aktivitas badan sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh aktif.
2)
Penghayatan,
satu orang yang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara.
Misalnya kalau marah seseorang akan gemetar ditempat, tetapi lain kali
memaki-maki, atau mungkin lari.
3)
Nama
emosi, nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan
oleh sifat rangsangannya, bukan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi, “takut”
adalah emosi yang timbul terhadap suatu bahaya yang menjengkelkan.[3]
4)
Pengenalan
emosi, Pengenalan emosi secara subjektif dan introspektif sukar dilakukan,
karena selalu saja ada pengaruh dari lingkungan.
4.
Pertumbuhan
Emosi
Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada tingkah laku
lainnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar seorang bayi yang
baru lahir dapat menangis, tetapi ia harus mencapai ringkas kematangan tertentu
untuk dapat tertawa, setelah anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar
bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu atau
untuk situasi tertentu.
Pada bayi yang baru lahir, satu-satunya emosi yang nyata adalah
kegelisahan yang tampak sebagai ketidaksenangan dalam bentuk menangis meronta.
Pada keadaan tenang, bayi itu tidak menunjukkan perbuatan apa pun, jadi dapat
disimpulkan emosinya sedang dalam keadaan normal (netral).
Pengaruh kebudayaaan sangat besar sekali terhadap perkembangan
emosi, karena dalam tiap-tiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang
konvensional dan khas dalam kebudayaan yang bersangkutan, sehingga ekspresi
tersebut dapat dimengerti oleh orang-orang lain dalam kebudayaan yang sama.
Klineberg pada tahun 1933 menyelidiki
literatur-literatur Cina dan mendapatkan berbagai bentuk ekspresi emosi yang
berbeda dengan cara-cara yang ada didunia barat. Ekspresi-ekspresi itu antara
lain :
1)
Menjulurkan
lidah kalau keheranan
2)
Bertepuk
tangan kalau khawatir
3)
Menggaruk
kuping dan pipi kalau bahagia[4]
5.
Macam-macam
Emosi
Ada beberapa macam emosi diantaranya :
1)
Rasa
Cinta
Rasa cinta adalah salah satu gejolak emosi yang penting dalam
kehidupan manusia. Rasa cinta juga mengikat perasaan seseorang dengan keluarga,
masyarakat, dan tanah airnya. Cinta dapat melahirkan motivasi untuk berkorban
membela keluarga, masyarakat, atau tanah airnya, baik secara material maupun
spiritual.
2)
Rasa
Takut
Rasa takut merupakan salah satu emosi yang signifikan dalam
kehidupan manusia. Rasa takut juga merupakan salah satu emosi yang bersifat
alamiah. Orang akan merasakan takut ketika dihadapkan pada situasi genting,
apalagi dapat menyebabkan rasa sakit atau bahagia, atau ketika dirinya terancam
bahaya dan kematian. Dengan demikian, maka rasa takut sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Disamping dapat menjauhkannya dari terjebak pada situasi
yang berbahaya, juga akan melahirkan inisiatif yang dapat melindungi atau
menjaga sebelum bahaya menimpanya.
3)
Rasa
Marah
Rasa marah merupakan salah satu emosi alamiah yang muncul ketika
salah satu motivasi yang mendasar tidak terpenuhi karena ada hambatan tertentu.
4)
Rasa
Benci
Rasa benci merupakan lawan dari emosi cinta. Manusia mencintai
sesuatu yang menyenangkan dan mendatangkan kenikmatan dan kebahagiaan.
Sebaliknya, manusia membenci sesuatu yang membahayakan, menyakiti dan sesuatu yang
mendatangkan kesedihan.
5)
Rasa
Dengki
Rasa dengki merupakan salah satu emosi yang melekat dalam diri
kebanyakan manusia. Menurut Ibnu Tamimiyah, kecintaan seseorang terhadap
kenikmatan seperti yang diperoleh orang lain tanpa berharap nikmat orang lain musnah
disebut dengki.
6)
Rasa
Cemburu
Rasa cemburu merupakan suatu emosi yang menggelisahkan. Emosi ini
biasanya muncul ketika seseorang merasa ada orang lain menyaingi dirinya dalam
mencintai seseorang.
7)
Rasa
malu
Rasa malu merupakan suatu kondisi emosional ketika seseorang merasa
takut dan menyesal karena melakukan suatu perbuatan tercela dan buruk. Rasa
malu merupakan sikap terpuji, sebab rasa malu dapat mencegah seseorang
terperosok ke dalam jurang kesalahan, melakukan perbuatan buruk, serta
perbuatan maksiat dan dosa.[5]
6.
Pengendalian
Emosi
Rasulullah SAW menganjurkan kepada umat islam supaya dapat
mengendalikan dan menguasai emosi mereka. Berikut macam pengendalian emosi :
1)
Pengendalian
Emosi Kemarahan
Salah satu cara mengendalikan emosi kemarahan ialah dengan
menciptakan situasi yang tenang (rileks) untuk melepaskan ketegangannya. Denga
bersikap tenang, maka kemarahan yang bergejolak dalam dirinya sedikit demi
sedikit akan hilang. Jika kemarahan tidak reda, maka ia harus segera duduk atau
berbaring. Selain itu, ada cara lain yakni berwudhu.
2)
Pengendalian
Emosi Kesedihan
Maksud dari pengendalian emosi sedih tidak berarti melarang
seseorang menangis atau tidak memperbolehkan mengekspresikan perasaan sedih
hati karena ditinggal seseorang yang dicintai. Memang pada dasarnya sedih pada
saat semacam itu merupakan hal yang alami. Akan tetapi, maksud pengendalian
perasaan sedih ialah mencegah tangis yang berlebihan. Apalagi dengan suara
keras, meratap, dan berduka.
II.Motivasi
1.
Pengertian
Motif dan Motivasi
Memang pengertian motif dan
motivasi keduanya sukar di bedakan secara suatu dorongan yang timbul dari dalam
diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu.
Sedangkan motivasi adalah
“pendorongan”; suatu usaha yang di sadari untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Duncun, seorang ahli administrasi dalam bukunya, Organizational Behavior, mengemukakan bahwa dai dalam konsep
manajemen, motivasi berarti setiap usaha yang di dasari untuk mempengaruhi
perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk
mencapai tujuan organisasi.[6]
Menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi
pilihan- pilihan individu terhadap macam-macam bentuk kegiatan yang
dikehendaki. Kemudian John P Campbell dan kawan-kawan menambahkan rincian dalam
devinisi tersebut mengemukakan bahwa motivasi mencakup di dalamnya arah atau
tujuan tingkah laku, kekuatan respon, dan kegigihan tingkah laku.
Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen
pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menompang.
2.
Teori
Motivasi
Beberapa teori
motivasi yang akan dibicarakan dalam pasal ini adalah:
1) Teori Hedonisme
Hedon adalah
bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan atau kenikmatan. Hedonisme
adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang
utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi.
Implikasi dari
teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari
hal-hal yang sulit dan menyusahkan. Dan lebih sukamelakukan sesuatu yang
mendatangkan kesenangan baginya. Misalnya siswa di kelas merasa gembira dan
bertepuk tangan mendengar pengumuman dari kepala sekolah yang mengatakan bahwa
guru matematika mereka tidak dapat hadir karena sakit.
2)
Teori
Naluri
Teori naluri
mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia
memiliki tiga dorongan nafsu pokok diantaranya adalah:
1.1
Dorongan
nafsu (naluri) mempertahankan diri
1.2
Dorongan
nafsu (naluri) mengembangkan diri
1.3
Dorongan
nafsu (naluri) mengembangkan/mempertahankan jenis
Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasan kebiasaan
ataupun tindakan- tindakan dan tingkah laku manusia yang di perbuatnya
sehari-hari mendapat dorongan atau gerakan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh
karena itu, menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan
naluri mana yang akan dituju dan perlu di kembangkan.
3)
Teori
Reaksi yang Dipelajari
Berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan
naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang di pelajari dari
kebudayaan di tempat orang itu teori lingkungan
kebudayaan.
Menurut teori ini apabila seorang pemimpin ataupun pendidik akan
memotivasi anak buah ataupun anak didiknya, pemimpin ataupun pendidik itu
hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang
yang di pimpinnya.
4)
Teori
Daya Pedorong
Teori ini
merupakan perpaduan antara “ Teori naluri” dengan “Teori reaksi” yang di pelajari.
Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang
luas terhadap suatu arah yang umum.
5)
Teori
Kebutuhan
Teori yang
sekarang banyak yang di anut orang adalah teori kebutuhan .Teori ini
beranggapan bahwa tindakan yang di lakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah
untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun psikis.
Dalam teori
ini, Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima
tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam
mempelajari memotivasi manusia, antara lain : Aktualisasi diri, Kebutuhan
penghargaan, Kebutuhan sosial, Kebutuhan rasa aman, Kebutuhan fisiologis.[7]
3.
Unsur
Motivasi
1)
Tujuan
Manusia adalah makhluk bertujuan, meski ada manusia yang tidak
memiliki tujuan yang benar-benar sama, di dalam mengarungi hidup ini. Idealnya
manusia mempunyai motivasi yang tinggi dan ada rasa kesadaran di dalam diri
untuk mencapai tujuan hidup
2)
Kekuatan
dari dalam individu
Manusia adalah insan yang memiliki energi, apakah itu energi fisik,
otak, mental dan spiritual. Kekuatan ini
berakumulasi dan menjelma dalam bentuk dorongan batin seseorang untuk melakukan
sesuatu.
3)
Tipe
motivasi
1.1
Motivasi
positif
Motivasi positif di dasari atas keinginan manusia untuk mencapai
tujuan hidup. Motivasi positif merupakan proses pemberian motivasi atau usaha
membangkitkan motif.
1.2
Motivasi
negative
Motivasi negative sering di katakana sebagai motivasi yang
bersumberdari rasa takut, misalnya jika kita tidak masuk kuliah beberapa kalia,
akan muncul rasa takut tidak ikut ujian semester. Motivasi yang berlebihan akan
membuat kita tidak mampu mencapai tujuan.
1.3
Motivasi
dari dalam
Motivasi ini muncul dari dalam individu karena memang individu itu
mempunyai kesadaran untuk berbuat menjadi lebih baik atau sebaliknya. Dan
mitivasi ini cenderung berasal dari hati nurani kita sendiri.
1.4
Motivasi
dari luar
Motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh dari luar. Misalnya
pengaruh keluarga, lingkunga ataupun pendorong dari teman-teman.
KESIMPULAN
Emosi dan motivasi telah menjadi bagian kehidupan manusia sejak
awal dan terus diperkaya oleh pengalaman-pengalaman dalam interaksinya dengan
lingkungan. Emosi dan motivasi sering dijelaskan secara bersamaan, karena
keterkaitan antar keduanya memang sangat erat. Dan bisa dikatakan bahwa arti
emosi merupakan bagian dari motif-motif (dorongan). Bahwasanya emosi merupakan
energi bagi dorongan-dorongan pelaku, emosi yang dirasakan akan memperkuat
tambahan energi pada motivasi tingkah laku.
DAFTAR PUSTAKA
Danim
Sudarwan.2004.Motivasi Kepemimpinan dan Evektivitas Kelompok.Jakarta:Rineka
Cipta
Hude Muhammad
Darwis.2006.Emosi dan Motivasi.Jakarta:Erlangga
Najati M Ustman.2005.Psikologi.Jakarta:Pustaka
Al Husna Baru
Purnama
Muhammad Ngalim.2006.Psikologi Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Wahjosumidjo.1984.Pemimpin
dan Motivasi.Jakarta:Ghalia Indonesia
[1] M. Darwis Hude.2006.Emosi dan Motivasi.Jakarta:Erlangga.hal 70
[2] M.ngalim Purwanto.2006.Psikolog Pendidikan.Bandung:PT Remaja
Rosda Karya.Hal 54
[3] M.Utsman Najati.2005.Psikologi.Jakarta:Pustaka Al Husna Baru
[4] http://google.com
[5] M.Usman Najati.2004.Psikologi dalam Perspektif Hadits.Jakarta:PT
Pustaka Al Husna Baru.Hal 73-115
[6] Wahjosumidjo.1984.Pemimpin dan Motivasi.Jakarta:Ghalia
Indonesia
[7] Prof.dr.Sudarwan Danim.2004.Motivasi Kepemimpinan dan Evektivitas
Kelompok.Jakarta:Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar