Social Icons

Pages

19 Nov 2012

Emosi


PENDAHULUAN

Emosi dan motivasi merupakan hal yang sangat erat kaitannya antara keduanya. Keduanya susah dipisahkan, karena dalam suatu perbuatan atau tingkah laku pastilah keduanya saling berinteraksi. Seperti yang kita ketahui dimana terdapat motivasi pastilah butuh emosi sebagai pendorong tercapainya suatu motif atau kehendak. Dimana dalam masalah motif dan emosi ini terdapat beberapa teori-teori yang mendukung penjelasan dari emosi dan motivasi tersebut. Terdapat unsur-unsur serta tujuan dan banyak hal lain yang terkait emosi dan motivasi. Dalam makalah ini, kami mencoba mengungkap akan beberapa hal yang terkait emosi dan motivasi sebagai bahan pembelajaran kita dan menambah wawasan diantara keduanya.













PEMBAHASAN
I.     Emosi

1.    Pengertian Emosi
Dari segi etimologi, emosi berasal dari akar kata bahasa latin “movere” yang berarti “menggerakan, bergerak”. Kemudian ditambah awalan ‘e-’ untuk memberi arti “bergerak menjauh”
Emosi adalah suatu gejala psiko-fiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap dan tingkah laku, serta mengejawantah dalam bentuk ekspresi tertentu.[1]

2.    Teori-teori Emosi
Emosi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak awal, kemudian diwariskan secara genetis, kepada penerusnya dan terus diperkaya oleh pengalaman-pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Apa yang dirasakan manusia dalam varian emosi dan ekspresinya telah dipelajari oleh para ilmuwan, khususnya yang berkecimpung di bidang tingkah laku manusia. Beberapa diantaranya yang dibahas secara ringkas dalam tulisan ini ialah teori James_Lange, teori Cannon-Bard, teori Schachter-Singer, dan lainnya.
1)   Teori James-Lange
James-Lange memperkenalkan teorinya yang hampir bersamaan dengan William James dari Amerika Serikat dan Carl Lange dari Denmark. Carl Lange mengemukakan bahwa emosi identik dengan perubahan-perubahan dalam sistem peredaran darah. Pendapat ini kemudian dikembangkan oleh James dengan mengatakan bahwa emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respon terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari luar.
Contoh : ketika menyaksikan harimau lepas dari kandangnya, kita pun langsung berlari tunggang-langgang dengan jantung yang berdebar-debar, dan karena lari disertai debaran jantung itu maka timbul rasa takut. Dengan perkataan lain bahwa kita menjadi takut karena lari dan debaran jantung itu, bukan sebaliknya lari dan jantung yang berdebar-debar akibat rasa takut.
Dapat disimpulkan bahwa teori James-Lange menempatkan aspek persepsi terhadap respon fisiologis yang terjadi ketika ada rangsangan datang sebagai pemicu emosi yang dialami oleh manusia.

2)   Teori Cannon-Bard
Walter Bradford Cannon, psikolog Amerika Serikat menolak teori James-Lange yang lebih dahulu popular. Kembali pada contoh harimau lepas tadi. Pada saat berpapasan dengan raja hutan itu, maka hipothalamus yang ada di dalam otak melakukan dua hal secara simultan. Pertama, ia menstimulasi sistem syaraf otonom (autonomic nerveous system). Kedua, hipothalamus mengirim pesan ke cerebral cortex dimana pengalaman emosi dirasakan. Teori ini disebut teori Cannon-Bard, teori ini didukung oleh Philip Bard.

3)   Teori Schachter-Singer
Stanley Schachter dan Jerome Singer, mereka meyakini bahwa emosi merupakan fungsi interaksi antara faktor kognitif dan keadaan keterbangkitan fisiologis.
Teori Schachter-Singer sering pula disebut sebagai two-factor theory of emotion, karena teori ini didasarkan pada dua hal yang terjadi, yakni perubahan fisiologis dan interpretasi kognitif.
Alur teori Schachter-Singer dimulai dari stimulus yang diterima dari luar kemudian memicu terjadinya perubahan fisiologis dalam tubuh. Selanjutnya terjadi persepsi dan interpretasi terhadap keterbangkitan itu pada situasi khusus yang sudah dikenal dari informasi dan pengalaman yang sudah tersimpan sebelumnya, kemudian terjadilah emosi yang bersifat subyektif.[2]

3.    Penggolongan Emosi
Membedakan satu emosi lainnya dan menggolongkan emosi-emosi yang sejenis ke dalam suatu golongan atau tipe sangat sukar dilakukan karena hal-hal berikut :
1)        Emosi yang sangat mendalam, misalnya sangat marah atau sangat takut menyebabkan aktivitas badan sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh aktif.
2)        Penghayatan, satu orang yang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya kalau marah seseorang akan gemetar ditempat, tetapi lain kali memaki-maki, atau mungkin lari.
3)        Nama emosi, nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan oleh sifat rangsangannya, bukan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi, “takut” adalah emosi yang timbul terhadap suatu bahaya yang menjengkelkan.[3]
4)        Pengenalan emosi, Pengenalan emosi secara subjektif dan introspektif sukar dilakukan, karena selalu saja ada pengaruh dari lingkungan.

4.    Pertumbuhan Emosi
Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada tingkah laku lainnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar seorang bayi yang baru lahir dapat menangis, tetapi ia harus mencapai ringkas kematangan tertentu untuk dapat tertawa, setelah anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu atau untuk situasi tertentu.
Pada bayi yang baru lahir, satu-satunya emosi yang nyata adalah kegelisahan yang tampak sebagai ketidaksenangan dalam bentuk menangis meronta. Pada keadaan tenang, bayi itu tidak menunjukkan perbuatan apa pun, jadi dapat disimpulkan emosinya sedang dalam keadaan normal (netral).
Pengaruh kebudayaaan sangat besar sekali terhadap perkembangan emosi, karena dalam tiap-tiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional dan khas dalam kebudayaan yang bersangkutan, sehingga ekspresi tersebut dapat dimengerti oleh orang-orang lain dalam kebudayaan yang sama. Klineberg pada tahun  1933 menyelidiki literatur-literatur Cina dan mendapatkan berbagai bentuk ekspresi emosi yang berbeda dengan cara-cara yang ada didunia barat. Ekspresi-ekspresi itu antara lain :
1)   Menjulurkan lidah kalau keheranan
2)   Bertepuk tangan kalau khawatir
3)   Menggaruk kuping dan pipi kalau bahagia[4]

5.    Macam-macam Emosi
Ada beberapa macam emosi diantaranya :
1)   Rasa Cinta
Rasa cinta adalah salah satu gejolak emosi yang penting dalam kehidupan manusia. Rasa cinta juga mengikat perasaan seseorang dengan keluarga, masyarakat, dan tanah airnya. Cinta dapat melahirkan motivasi untuk berkorban membela keluarga, masyarakat, atau tanah airnya, baik secara material maupun spiritual.
2)   Rasa Takut
Rasa takut merupakan salah satu emosi yang signifikan dalam kehidupan manusia. Rasa takut juga merupakan salah satu emosi yang bersifat alamiah. Orang akan merasakan takut ketika dihadapkan pada situasi genting, apalagi dapat menyebabkan rasa sakit atau bahagia, atau ketika dirinya terancam bahaya dan kematian. Dengan demikian, maka rasa takut sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Disamping dapat menjauhkannya dari terjebak pada situasi yang berbahaya, juga akan melahirkan inisiatif yang dapat melindungi atau menjaga sebelum bahaya menimpanya.
3)   Rasa Marah
Rasa marah merupakan salah satu emosi alamiah yang muncul ketika salah satu motivasi yang mendasar tidak terpenuhi karena ada hambatan tertentu.
4)   Rasa Benci
Rasa benci merupakan lawan dari emosi cinta. Manusia mencintai sesuatu yang menyenangkan dan mendatangkan kenikmatan dan kebahagiaan. Sebaliknya, manusia membenci sesuatu yang membahayakan, menyakiti dan sesuatu yang mendatangkan kesedihan.
5)   Rasa Dengki
Rasa dengki merupakan salah satu emosi yang melekat dalam diri kebanyakan manusia. Menurut Ibnu Tamimiyah, kecintaan seseorang terhadap kenikmatan seperti yang diperoleh orang lain tanpa berharap nikmat orang lain musnah disebut dengki.
6)   Rasa Cemburu
Rasa cemburu merupakan suatu emosi yang menggelisahkan. Emosi ini biasanya muncul ketika seseorang merasa ada orang lain menyaingi dirinya dalam mencintai seseorang.
7)   Rasa malu
Rasa malu merupakan suatu kondisi emosional ketika seseorang merasa takut dan menyesal karena melakukan suatu perbuatan tercela dan buruk. Rasa malu merupakan sikap terpuji, sebab rasa malu dapat mencegah seseorang terperosok ke dalam jurang kesalahan, melakukan perbuatan buruk, serta perbuatan maksiat dan dosa.[5]

6.    Pengendalian Emosi
Rasulullah SAW menganjurkan kepada umat islam supaya dapat mengendalikan dan menguasai emosi mereka. Berikut macam pengendalian emosi :
1)   Pengendalian Emosi Kemarahan
Salah satu cara mengendalikan emosi kemarahan ialah dengan menciptakan situasi yang tenang (rileks) untuk melepaskan ketegangannya. Denga bersikap tenang, maka kemarahan yang bergejolak dalam dirinya sedikit demi sedikit akan hilang. Jika kemarahan tidak reda, maka ia harus segera duduk atau berbaring. Selain itu, ada cara lain yakni berwudhu.
2)   Pengendalian Emosi Kesedihan
Maksud dari pengendalian emosi sedih tidak berarti melarang seseorang menangis atau tidak memperbolehkan mengekspresikan perasaan sedih hati karena ditinggal seseorang yang dicintai. Memang pada dasarnya sedih pada saat semacam itu merupakan hal yang alami. Akan tetapi, maksud pengendalian perasaan sedih ialah mencegah tangis yang berlebihan. Apalagi dengan suara keras, meratap, dan berduka.
II.Motivasi
1.    Pengertian Motif dan Motivasi
Memang pengertian  motif dan motivasi keduanya sukar di bedakan secara suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan  motivasi  adalah “pendorongan”; suatu usaha yang di sadari untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Duncun, seorang ahli administrasi dalam bukunya, Organizational Behavior, mengemukakan bahwa dai dalam konsep manajemen, motivasi berarti setiap usaha yang di dasari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi.[6]
Menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan- pilihan individu terhadap macam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki. Kemudian John P Campbell dan kawan-kawan menambahkan rincian dalam devinisi tersebut mengemukakan bahwa motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respon, dan kegigihan tingkah laku.
Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menompang.

2.    Teori Motivasi
Beberapa teori motivasi yang akan dibicarakan dalam pasal ini adalah:

1)         Teori Hedonisme

Hedon adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi.
Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan. Dan lebih sukamelakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya. Misalnya siswa di kelas merasa gembira dan bertepuk tangan mendengar pengumuman dari kepala sekolah yang mengatakan bahwa guru matematika mereka tidak dapat hadir karena sakit.
2)      Teori Naluri
 Teori naluri mengemukakan  bahwa pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok diantaranya adalah:
1.1     Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri
1.2     Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri
1.3     Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan/mempertahankan jenis
Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasan kebiasaan ataupun tindakan- tindakan dan tingkah laku manusia yang di perbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau gerakan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu di kembangkan.

3)      Teori Reaksi yang Dipelajari
Berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang di pelajari dari kebudayaan di tempat orang itu teori lingkungan kebudayaan.
Menurut teori ini apabila seorang pemimpin ataupun pendidik akan memotivasi anak buah ataupun anak didiknya, pemimpin ataupun pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang di pimpinnya.

4)      Teori Daya Pedorong
Teori ini merupakan perpaduan antara “ Teori naluri” dengan “Teori reaksi” yang di pelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.
5)      Teori Kebutuhan
Teori yang sekarang banyak yang di anut orang adalah teori kebutuhan .Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang di lakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun psikis.
Dalam teori ini, Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari memotivasi manusia, antara lain : Aktualisasi diri, Kebutuhan penghargaan, Kebutuhan sosial, Kebutuhan rasa aman, Kebutuhan fisiologis.[7]
3.      Unsur Motivasi
1)      Tujuan
Manusia adalah makhluk bertujuan, meski ada manusia yang tidak memiliki tujuan yang benar-benar sama, di dalam mengarungi hidup ini. Idealnya manusia mempunyai motivasi yang tinggi dan ada rasa kesadaran di dalam diri untuk mencapai tujuan hidup

2)      Kekuatan dari dalam individu
Manusia adalah insan yang memiliki energi, apakah itu energi fisik, otak,  mental dan spiritual. Kekuatan ini berakumulasi dan menjelma dalam bentuk dorongan batin seseorang untuk melakukan sesuatu.

3)      Tipe motivasi
1.1     Motivasi positif
Motivasi positif di dasari atas keinginan manusia untuk mencapai tujuan hidup. Motivasi positif merupakan proses pemberian motivasi atau usaha membangkitkan motif.

1.2     Motivasi negative
Motivasi negative sering di katakana sebagai motivasi yang bersumberdari rasa takut, misalnya jika kita tidak masuk kuliah beberapa kalia, akan muncul rasa takut tidak ikut ujian semester. Motivasi yang berlebihan akan membuat kita tidak mampu mencapai tujuan.
1.3     Motivasi dari dalam
Motivasi ini muncul dari dalam individu karena memang individu itu mempunyai kesadaran untuk berbuat menjadi lebih baik atau sebaliknya. Dan mitivasi ini cenderung berasal dari hati nurani kita sendiri.
1.4     Motivasi dari luar
Motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh dari luar. Misalnya pengaruh keluarga, lingkunga ataupun pendorong dari teman-teman.









KESIMPULAN

Emosi dan motivasi telah menjadi bagian kehidupan manusia sejak awal dan terus diperkaya oleh pengalaman-pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Emosi dan motivasi sering dijelaskan secara bersamaan, karena keterkaitan antar keduanya memang sangat erat. Dan bisa dikatakan bahwa arti emosi merupakan bagian dari motif-motif (dorongan). Bahwasanya emosi merupakan energi bagi dorongan-dorongan pelaku, emosi yang dirasakan akan memperkuat tambahan energi pada motivasi tingkah laku.






















DAFTAR PUSTAKA

Danim Sudarwan.2004.Motivasi Kepemimpinan dan Evektivitas Kelompok.Jakarta:Rineka Cipta
Hude Muhammad Darwis.2006.Emosi dan Motivasi.Jakarta:Erlangga
Najati M Ustman.2005.Psikologi.Jakarta:Pustaka Al Husna Baru
Purnama Muhammad Ngalim.2006.Psikologi Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Wahjosumidjo.1984.Pemimpin dan Motivasi.Jakarta:Ghalia Indonesia



[1] M. Darwis Hude.2006.Emosi dan Motivasi.Jakarta:Erlangga.hal 70
[2] M.ngalim Purwanto.2006.Psikolog Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosda Karya.Hal 54
[3] M.Utsman Najati.2005.Psikologi.Jakarta:Pustaka Al Husna Baru
[4] http://google.com
[5] M.Usman Najati.2004.Psikologi dalam Perspektif Hadits.Jakarta:PT Pustaka Al Husna Baru.Hal 73-115
[6] Wahjosumidjo.1984.Pemimpin dan Motivasi.Jakarta:Ghalia Indonesia
[7] Prof.dr.Sudarwan Danim.2004.Motivasi Kepemimpinan dan Evektivitas Kelompok.Jakarta:Rineka Cipta

Tidak ada komentar: