Social Icons

Pages

19 Nov 2012

PSIKOLOGI INTELIGENSI


MAKALAH
PSIKOLOGI INTELIGENSI

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Dosen Pengampu        : Siti Mumun Muniroh, S.Psi.
Mata kuliah                 : Psikologi
Kelas                           : F
Kelompok                   : 3(tiga)
Disusun Oleh :
1.      Slamet Rohadi                    (2021 111 248)
2.      Ahmad Syaefudin              (2021 111 249)
3.      Jihad syar’i                         (2021 111 250)
4.      Eka Kurnia Rizki                (2021 111 251)
5.      Mustaqimah                        (2021 111 252)
6.      M. Halim Laksana              (2021 111 253)


SEKOLAH TINGGI AGAMAISLAM NEGERI PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2011/2012
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Inteligensi
Sebelum kita membahas lebih lanjut kita trelebih dahulu mengerti apa itu intelek dan apa itu inteligensi.
Intelek ; (pikiran), dengan ini manusia dapat menimbang, menguraikan, menhubung-hubungkan pengertian yang satu dengan yang lain dan mencari kesimpulan.
Inteligensi; kecerdasan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tepat dan cepat. Dengan kata lain, inteligensi adalah suatu kecerdasan, kemampuan, atau kekuatan yang dapat melengkapi akal pikiran manusia untuk dapat memecahkan suatu problem yang sedang di hadapi.
Beberapa pengertian inteligensi menurut beberapa tokoh:
a)         Woodwort
Inteligensi meliputi tiga hal yakni, pengenalan suatu yang penting, penyesuaian diri dengan situasi yang baru, dan kekuatan ingatan.( Sardjoe, 1994, hal: 55)
b)         Lewis Hedison Terman
“inteligensi is the ability to carry on abstract thingking”, kesanggupan untuk belajar secara abstrak.(ahmadi, 2003, hal: 88)
c)         W. stern
Mengartikan inteligensi sebagi kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan dengan cepat dan tepat dalam suatu situasi yang baru dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya.( rahman dan Wahab, 2004, hal: 181)
d)        Walters dan gardner
Mendefinisikan inteligensii sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah.
e)         David Wechsler
Mendefinisikan inteligensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara raasional, serta menghadapi lingkungannya dengan efektif.(Saifudin, 1996, hal: 7)

2.      Macam- Macam Inteligensi
a)         Inteligensi terikat dan bebas
Inteligensi terikat adalah inteligensi suatu mahluk yang bekerja dalam situasi- situasi lapangan pengamatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan vital yang harus segera dipuaskan.
Inteligensi bebas ini terdapat pada manusia yang berbudaya dan berbahasa. Dengan inteligensinya orang akan selalu mengadakan perubahan- perubahan untuk mencapai suatu tujuan. Kalau tujuan telah tercapai, manusia ingin mencapai tujian yang lain yang lebih tinggi dan lebih maju.
b)         Inteligensi menciptakan (kreatif) dan meniru (eksurtif)
Inteligensi kreatif adalah kesanggupan seseorang untuk menciptakan tujuan baru dan mencari alat yang sesuai guna mencapai tujuan.
Inteligensi meniru, yaitu kemampuan mengguunakan dan mengikuti pikiran atau hasil penemuan orang lain, baik yang di buat, diucapkan maupun yang di tulis.(Ahmadi,-,hal 187)

3.      Pendekatan Inteligensi
Inteligensi terdapat beberap pendekatan : (saifudin,psikologi Inteligensi, 1996)
a)      Pendekatan teori belajar
Pendekatan ini terletak pada pemahaman mengenai hukum dan prinsip umum yang digunakan oleh individu untuk memperoleh bentuk- bentuk perilaku baru. Pendekatan ini lebih memusatkan perhatian pada perilaku yang tampak dan bukan padapengertian mengenai konse mental dari inteligensi itu sendiri.
Dalam pendekatan teori belajar ini  lebih mengutamakan interaksi individu dengan lingkungannya karena lingkungan dapat menentukan kualitas dan keluasan cadangan perilaku seseorang.
Bagi para ahli teori belajar, suatu perilaku yang berisi proses belajar (learning process) pada level fungsional tingkat tinggi dan merupakan respon khusus terhadap tuntutan dari luar. Hal itu berarti adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya dimana inteligensi dinilai dari kelayakan perilakunya.
b)      Pendekatan neurobiologis
Menurut pendekatan ini perilaku inteligen dapat ditelusuri dasar- dasar neuro-anatomis  dan proses neuro-fisiologis sehingga dipentingkan untuk melihat kolerasi-kolerasi inteligensi pada aspek-aspek anatomi, elektrokimia, atau fisiologi.
c)      Pendekatan psikometris
Ciri pendekatan ini adalah adanya anggapan bahwa inteligensi merupakan suatu sifat psikologis yang berbeda kadarnya bagi setiap orang.
Dalam pendekatan psikometris terdapat dua arah studi, yaitu pertama yang bersifat lebih menekankan pada pemecahan masalah dan yang kedua adalah lebih menekankan pada konsep dan penyusunan teori.
d)     Pendekatan teori perkembangan
Dalam pendekatan ini studi inteligensi dipusatkan pada masalah perkembangan inteligen secara kualitatif  dalam kaitannya dengan tahap- tahap perkembangan biologis individu.
Sebagai contoh, Jean Piaget mengawali konsepsi mengenai tes inteligensi dengan melihat pada respon- respon yang salah yang dilakukan oleh anak- anak dalam tes inteligensinya. Dan tampak pola respon tertentu dengan tingkatan usia tertentu. Memang terdapat perbedaan kusalitatip dalam cara berpikir anak pada masing- masing usia.

4.      Teori- teori inteligensi
a)      Charles E. Spearman
Definisi inteligensi menurut Spearman mengandug dua komponen kualitatif yang penting, yaitu  (a) edukasi relasi- education of relation, dan (b) edukasi kolerasi- education of correlates.
b)      Edward Lee Thorndike
Teori thorndike menyatakn bahwa inteligensi terdiri atas berbagai kemampuan spesifik yang ditampakkan dalam wujud perilaku inteligen. Kemampuan tersebut adalah (1) kemampuan abstraksi, (2) kemampuan mekanik, dan (3)kemampuan social. (Saifudin,1996,16-17)
c)      Gardner
Secara umum Gardner memberikan syarat kemampuan yang dapat dipertimbangkan  sebagai inteligensi dalam teori inteligensinya gandany (multiple intelligence), yaitu yang bersifat universal. Kemampuan harus berlaku bagi orang banyak, bukan saja untuk beberapa orang saja. Maka kemampuan makan dan minum banyak dianggap senagai inteligensi.
Kedua, kemampuan itu dasarnya adalah unsure biologis, yaitu karena otak seseorang , bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau training. Kemampuan itu ada sejak lahir, meski dalam pendidikkan dapat dikembangkan.(Saifudin, 2007,  )
d)     Alfred Binet
Inteligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang. Sebagai sesuatu yang fungsional sehingga memungkinkan orang lain untuk mengamati dan menilai tingkat perkembangan individi berdasarsuatu kriteria tertentu. (saifudin, 1996, hal: 15)
e)      Jean Piaget
Merupakan teori inteligensi yang menekankan pada aspek perkembangan kognitif, tidak merupakan teori yang mengenai struktur inteligensi semata- mata. Menurutnya masalah utama dalam membahas inteligensi adalah masalah cara mengungkapkan berbagai metode berfikir yang digunakan oleh anak- anak dari berbagai tingkatan usia. ( Saifudin, 1996, hal: 35)

5.      Macam-macam tes Inteligensi
Masing- masing individu berbeda-beda segi inteligensinya karena individu satu dengan yang lain tidak sama kemampuannya dalam memecahan masalah atau pesoalan yang dihadapi. Untuk mengetahui taraf  inteligansi salah satu caranya ialah dengan menggunakan tes yang disebut tes inteligensi.
Adapu macam- macam tes inteligensi, diantaranya :
a)         Tes Binet- Simon
Tes ini terdiri dari sekumpulan pertanyaan- pertanyaan yang telah dikelompokkan menurut umur (untuk umur 3- 15). Tes binet- Simon memperhitungkan dua hal, yaitu :
1)            Umur kronologis
Yaitu umur seseorang  sebagaimana yang di tunjukkan dengan hari kelahirannya atau lamanya ia hidup sejak tanggal lahirnya.
2)            Umur idental
Yaitu umur kecerdasan sebagaimana yang di  tunjukkan  oleh tes kemampuan akademik.
b)     Tea Army alva dan Betha
Tes ini dugunakan untuuk mengetes calon- calon tentara di amerika serikat. (Rahman dan Wahab, 2004, hal :192-194)
c)         Mental- test
Jenis tes ini tidak hanya menyelidiki kecerdasan saja tetapi untuk menyelidiki keadaan jiwa dan kesanggupan jiwa. Dengan mental tes, yang diselidiki adalah pengamatan, ingatan, fantasi, pikiran, kecerdasan, perasaan, perhatian,serta kemauan.
d)        Scholastic- test
Tes ini tidak hanya untuk menyelidiki kecerdasan anak,tetapi untuk menyelidiki sampai dimana kemampuan dan kemajuan anak dalam mata pelajaran di sekolah. Tes ini disusun sebagai ujian mengenai mata pelajaran misalnya: berhitung, sejarah, bahasa dan sebagainya. (ahmadi,-, hal :188)

6)   Tingkat- Tingkat Kecerdasan
      Kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan baru tidak sama untuk tiap- tiap mahluk.
Tiap- tiap orang mempunyai cara- cara sendiri. Kecerdasan ini bertingkat- tingkat. Mungkin ada bebagai tingkat kecerdasan, tetapi dalam uraian ini hanya akan diutarakan beberapa tingkat kecerdasan binatang, kecerdasan anak kecil yang belum dapat berbahasa dan tingkat kecerdasan manusia.
a)      Kecerdasn Binatang
Pada mulanya banyak orang berkeberatan menggunakn istilah inteligensi pada binatang, karena mereka hanya menggunakan istilah itu pada manusia saja.
W. Kohler (ahli ilmu jiwa Jerman) dengan percobaannya seekor kera dikurung dalam sebuah kandang, diluar kandang diletakkan sebuah tongkat. Ternyata setelah kera tersebut dapat mieraih pisang maka diambilah tongkat di dalam kandang tersebut meraih pisang untuk dimakan.
b)   Kecerdasan anak- anak
Yang dimaksud anak disini adalah anak kecil kurang umur satu tahun dan belum dapat berbahasa.
Usaha membandingkan perbuatan kera dengan anak kecil membantu para ahli dalam mengadakan penyelidikan terhadap kecerdasan anak. Bahkan jauh sebelum Kohler menyelidiki kecerdasan kera, Boutan telah mempelajari dan membandingkan perbuatan cerdas kera dengan anak- anak.
c)      Kecerdasan Manusia
Tingkat kecerdasan manusia berbeda dengan tingkat kecerdasan kera dan anak- anak.
Beberapa hal yang merupakan ciri kecerdasan manusia adalah
Ø   Penggunaan Bahasa
Yaitu dengan berbahasa, manusia dapat menyatakan isi jiwanya.
Ø   Penggunaan perkakas
Menurut Bergson perkakas adalah merupakan sifat  terpenting daripada kecerdasan manusia, dengan kata lain : perkataan, perbuatan cerdas manusia dicirikan dengan bagaimana mendapatkan, membuat, dan bagaimana menggunakan perkakas. (ahmadi, 2003, hal : 182- 184)

7)   Faktor- Faktor Penentu Inteligensi
Faktor yang mempengaruhi inteligensi antara lain :  
a)      Pembawaan
Pembawaan ditentukan oleh sifat- sifat dan ciri- ciri yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan kita yakni bisa tidaknya memecahkan suatu soal. Pertama ditentukan oleh pembawaan kita, orang tua itu ada yang pintar ada yang bodoh. Meskipun menerima latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan itu masih tetap ada.
b)      Kematangan
Tiap organ tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkenbangan. Tiap organ dianggap telah matang apabila ia telah mencapai  kesanggupan menjalankan fungsinya masing- masing.
c)      Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja dan pembentukan tidak sengaja.
d)     Minat dan penbawaan khas
Minat mengarahkan perbuatan pada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan- dorongan yang mendorong manusia untuk untuk berinteraksi diluar.
e)      Kebebasan
Kebebasan itu berarti manusia dapat memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini, berarti bahwa minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam perbuatan inteligensi.(Rahman dan Wahab,2004, hal: 189-191)
f)       Lingkungan
Pengaruh lingkungan terhadap individu sebenarnya tidak diawali sejak terjadinya perubahan. Sejak pembuahan sampai saat kelahiran, lingkungan telah mempengaruhi calon bayi lewat ibunya.
Proses belajar menyebabkan perbedaan perilaku individu satu dengan yang lainnya. Apa yang dipelajari dan diajarkan pada seseorang akan sangat menentukan apa dan bagaimana reaksi individu terhadap stimulus yang dihadapinya. Sikap, perilaku, reaksi emosional merupakan atribut yang dipelajari dari lingkungan.( Saifudin, 1996, hal:66)


KESIMPULAN
Inteligensi adalah kecerdasan pikir yang cepat dan tepat untuk mengatasi masalah. Dengan inteligensi, kita dapat menyesuaikan diri  dengan keadaan baru dengan menggunakan alat- alat berfikir. Karena segi inteligensinya berbeda, maka antara individu yang satu dengan  yang lain tidak sama kkemampuannya dalam memecahkan suatu persoalan yang sedang dihadapi. Kecerdasan yang kreatif akan dapat menciptakan suatu tujuan, sedangkan kecerdasan praktis akan dapat mengambil suatu keputusan atau tindakan.



















DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. (2003). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Ahmadi, Abu.(-). Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Rahman, Abdul dan Abdul Wahab, Muhbib (2004).
Saifudin, Azwar. (1996). Psikologi Inteligensi. Jakarta: Bumi Aksara
Sardjono,  (1994).Psikologi Umum. Pasuruan: Garooda Buana Indah






        

Tidak ada komentar: