MAKALAH
PSIKOLOGI INTELIGENSI
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas
Dosen Pengampu : Siti Mumun Muniroh, S.Psi.
Mata
kuliah : Psikologi
Kelas :
F
Kelompok :
3(tiga)
Disusun
Oleh :
1. Slamet
Rohadi (2021 111 248)
2. Ahmad
Syaefudin (2021 111 249)
3. Jihad
syar’i (2021 111 250)
4. Eka
Kurnia Rizki (2021 111 251)
5. Mustaqimah (2021 111 252)
6. M.
Halim Laksana (2021 111 253)
SEKOLAH TINGGI AGAMAISLAM NEGERI
PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2011/2012
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Inteligensi
Sebelum
kita membahas lebih lanjut kita trelebih dahulu mengerti apa itu intelek dan
apa itu inteligensi.
Intelek
; (pikiran), dengan ini manusia dapat menimbang, menguraikan,
menhubung-hubungkan pengertian yang satu dengan yang lain dan mencari
kesimpulan.
Inteligensi;
kecerdasan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tepat dan cepat. Dengan kata
lain, inteligensi adalah suatu
kecerdasan, kemampuan, atau kekuatan yang dapat melengkapi akal pikiran manusia
untuk dapat memecahkan suatu problem yang sedang di hadapi.
Beberapa
pengertian inteligensi menurut beberapa tokoh:
a)
Woodwort
Inteligensi
meliputi tiga hal yakni, pengenalan suatu yang penting, penyesuaian diri dengan
situasi yang baru, dan kekuatan ingatan.( Sardjoe, 1994, hal: 55)
b)
Lewis Hedison Terman
“inteligensi is the ability to
carry on abstract thingking”, kesanggupan untuk
belajar secara abstrak.(ahmadi, 2003, hal: 88)
c)
W. stern
Mengartikan
inteligensi sebagi kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan dengan cepat dan
tepat dalam suatu situasi yang baru dengan menggunakan alat-alat berpikir yang
sesuai dengan tujuannya.( rahman dan Wahab, 2004, hal: 181)
d)
Walters dan gardner
Mendefinisikan
inteligensii sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuan-kemampuan yang
memungkinkan individu memecahkan masalah.
e)
David Wechsler
Mendefinisikan
inteligensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak
dengan tujuan tertentu, berfikir secara raasional, serta menghadapi
lingkungannya dengan efektif.(Saifudin, 1996, hal: 7)
2.
Macam-
Macam Inteligensi
a)
Inteligensi terikat dan bebas
Inteligensi
terikat adalah inteligensi suatu mahluk yang bekerja dalam situasi- situasi
lapangan pengamatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan vital yang harus
segera dipuaskan.
Inteligensi
bebas ini terdapat pada manusia yang berbudaya dan berbahasa. Dengan
inteligensinya orang akan selalu mengadakan perubahan- perubahan untuk mencapai suatu tujuan. Kalau tujuan telah
tercapai, manusia ingin mencapai tujian yang lain yang lebih tinggi dan lebih
maju.
b)
Inteligensi menciptakan (kreatif) dan
meniru (eksurtif)
Inteligensi
kreatif adalah kesanggupan seseorang untuk menciptakan tujuan baru dan mencari
alat yang sesuai guna mencapai tujuan.
Inteligensi
meniru, yaitu kemampuan mengguunakan dan mengikuti pikiran atau hasil penemuan
orang lain, baik yang di buat, diucapkan maupun yang di tulis.(Ahmadi,-,hal
187)
3.
Pendekatan
Inteligensi
Inteligensi terdapat
beberap pendekatan : (saifudin,psikologi
Inteligensi, 1996)
a) Pendekatan
teori belajar
Pendekatan
ini terletak pada pemahaman mengenai hukum dan prinsip umum yang digunakan oleh
individu untuk memperoleh bentuk- bentuk perilaku baru. Pendekatan ini lebih
memusatkan perhatian pada perilaku yang tampak dan bukan padapengertian
mengenai konse mental dari inteligensi itu sendiri.
Dalam
pendekatan teori belajar ini lebih
mengutamakan interaksi individu dengan lingkungannya karena lingkungan dapat
menentukan kualitas dan keluasan cadangan perilaku seseorang.
Bagi
para ahli teori belajar, suatu perilaku yang berisi proses belajar (learning
process) pada level fungsional tingkat tinggi dan merupakan respon khusus
terhadap tuntutan dari luar. Hal itu berarti adanya interaksi antara individu
dengan lingkungannya dimana inteligensi dinilai dari kelayakan perilakunya.
b) Pendekatan
neurobiologis
Menurut
pendekatan ini perilaku inteligen dapat ditelusuri dasar- dasar neuro-anatomis dan proses neuro-fisiologis sehingga
dipentingkan untuk melihat kolerasi-kolerasi inteligensi pada aspek-aspek
anatomi, elektrokimia, atau fisiologi.
c) Pendekatan
psikometris
Ciri
pendekatan ini adalah adanya anggapan bahwa inteligensi merupakan suatu sifat
psikologis yang berbeda kadarnya bagi setiap orang.
Dalam
pendekatan psikometris terdapat dua arah studi, yaitu pertama yang bersifat
lebih menekankan pada pemecahan masalah dan yang kedua adalah lebih menekankan
pada konsep dan penyusunan teori.
d) Pendekatan
teori perkembangan
Dalam
pendekatan ini studi inteligensi dipusatkan pada masalah perkembangan inteligen
secara kualitatif dalam kaitannya dengan
tahap- tahap perkembangan biologis individu.
Sebagai
contoh, Jean Piaget mengawali konsepsi mengenai tes inteligensi dengan melihat
pada respon- respon yang salah yang dilakukan oleh anak- anak dalam tes
inteligensinya. Dan tampak pola respon tertentu dengan tingkatan usia tertentu.
Memang terdapat perbedaan kusalitatip dalam cara berpikir anak pada masing-
masing usia.
4.
Teori-
teori inteligensi
a) Charles
E. Spearman
Definisi
inteligensi menurut Spearman mengandug dua komponen kualitatif yang penting,
yaitu (a) edukasi relasi- education of relation,
dan (b) edukasi kolerasi- education of
correlates.
b) Edward
Lee Thorndike
Teori
thorndike menyatakn bahwa inteligensi terdiri atas berbagai kemampuan spesifik
yang ditampakkan dalam wujud perilaku inteligen. Kemampuan tersebut adalah (1)
kemampuan abstraksi, (2) kemampuan mekanik, dan (3)kemampuan social.
(Saifudin,1996,16-17)
c) Gardner
Secara
umum Gardner memberikan syarat kemampuan yang dapat dipertimbangkan sebagai inteligensi dalam teori
inteligensinya gandany (multiple intelligence), yaitu yang bersifat universal.
Kemampuan harus berlaku bagi orang banyak, bukan saja untuk beberapa orang
saja. Maka kemampuan makan dan minum banyak dianggap senagai inteligensi.
Kedua,
kemampuan itu dasarnya adalah unsure biologis, yaitu karena otak seseorang ,
bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau training. Kemampuan itu ada
sejak lahir, meski dalam pendidikkan dapat dikembangkan.(Saifudin, 2007, )
d) Alfred
Binet
Inteligensi
merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan
proses kematangan seseorang. Sebagai sesuatu yang fungsional sehingga
memungkinkan orang lain untuk mengamati dan menilai tingkat perkembangan
individi berdasarsuatu kriteria tertentu. (saifudin, 1996, hal: 15)
e) Jean
Piaget
Merupakan
teori inteligensi yang menekankan pada aspek perkembangan kognitif, tidak
merupakan teori yang mengenai struktur inteligensi semata- mata. Menurutnya
masalah utama dalam membahas inteligensi adalah masalah cara mengungkapkan
berbagai metode berfikir yang digunakan oleh anak- anak dari berbagai tingkatan
usia. ( Saifudin, 1996, hal: 35)
5.
Macam-macam
tes Inteligensi
Masing-
masing individu berbeda-beda segi inteligensinya karena individu satu dengan
yang lain tidak sama kemampuannya dalam memecahan masalah atau pesoalan yang
dihadapi. Untuk mengetahui taraf
inteligansi salah satu caranya ialah dengan menggunakan tes yang disebut
tes inteligensi.
Adapu macam- macam tes
inteligensi, diantaranya :
a)
Tes Binet- Simon
Tes
ini terdiri dari sekumpulan pertanyaan- pertanyaan yang telah dikelompokkan
menurut umur (untuk umur 3- 15). Tes binet- Simon memperhitungkan dua hal,
yaitu :
1)
Umur kronologis
Yaitu
umur seseorang sebagaimana yang di
tunjukkan dengan hari kelahirannya atau lamanya ia hidup sejak tanggal
lahirnya.
2)
Umur idental
Yaitu
umur kecerdasan sebagaimana yang di
tunjukkan oleh tes kemampuan
akademik.
b)
Tea
Army alva dan Betha
Tes
ini dugunakan untuuk mengetes calon- calon tentara di amerika serikat. (Rahman
dan Wahab, 2004, hal :192-194)
c)
Mental- test
Jenis
tes ini tidak hanya menyelidiki kecerdasan saja tetapi untuk menyelidiki
keadaan jiwa dan kesanggupan jiwa. Dengan mental tes, yang diselidiki adalah
pengamatan, ingatan, fantasi, pikiran, kecerdasan, perasaan, perhatian,serta
kemauan.
d)
Scholastic- test
Tes
ini tidak hanya untuk menyelidiki kecerdasan anak,tetapi untuk menyelidiki
sampai dimana kemampuan dan kemajuan anak dalam mata pelajaran di sekolah. Tes
ini disusun sebagai ujian mengenai mata pelajaran misalnya: berhitung, sejarah,
bahasa dan sebagainya. (ahmadi,-, hal :188)
6) Tingkat-
Tingkat Kecerdasan
Kemampuan menyesuaikan
diri dengan keadaan baru tidak sama untuk tiap- tiap mahluk.
Tiap-
tiap orang mempunyai cara- cara sendiri. Kecerdasan ini bertingkat- tingkat.
Mungkin ada bebagai tingkat kecerdasan, tetapi dalam uraian ini hanya akan
diutarakan beberapa tingkat kecerdasan binatang, kecerdasan anak kecil yang
belum dapat berbahasa dan tingkat kecerdasan manusia.
a) Kecerdasn
Binatang
Pada
mulanya banyak orang berkeberatan menggunakn istilah inteligensi pada binatang,
karena mereka hanya menggunakan istilah itu pada manusia saja.
W.
Kohler (ahli ilmu jiwa Jerman) dengan percobaannya seekor kera dikurung dalam
sebuah kandang, diluar kandang diletakkan sebuah tongkat. Ternyata setelah kera
tersebut dapat mieraih pisang maka diambilah tongkat di dalam kandang tersebut
meraih pisang untuk dimakan.
b) Kecerdasan anak- anak
Yang
dimaksud anak disini adalah anak kecil kurang umur satu tahun dan belum dapat
berbahasa.
Usaha membandingkan
perbuatan kera dengan anak kecil membantu para ahli dalam mengadakan
penyelidikan terhadap kecerdasan anak. Bahkan jauh sebelum Kohler menyelidiki
kecerdasan kera, Boutan telah mempelajari dan membandingkan perbuatan cerdas
kera dengan anak- anak.
c) Kecerdasan
Manusia
Tingkat
kecerdasan manusia berbeda dengan tingkat kecerdasan kera dan anak- anak.
Beberapa
hal yang merupakan ciri kecerdasan manusia adalah
Ø Penggunaan
Bahasa
Yaitu
dengan berbahasa, manusia dapat menyatakan isi jiwanya.
Ø Penggunaan
perkakas
Menurut
Bergson perkakas adalah merupakan sifat
terpenting daripada kecerdasan manusia, dengan kata lain : perkataan,
perbuatan cerdas manusia dicirikan dengan bagaimana mendapatkan, membuat, dan
bagaimana menggunakan perkakas. (ahmadi, 2003, hal : 182- 184)
7)
Faktor- Faktor Penentu Inteligensi
Faktor
yang mempengaruhi inteligensi antara lain :
a) Pembawaan
Pembawaan
ditentukan oleh sifat- sifat dan ciri- ciri yang dibawa sejak lahir. Batas
kesanggupan kita yakni bisa tidaknya memecahkan suatu soal. Pertama ditentukan
oleh pembawaan kita, orang tua itu ada yang pintar ada yang bodoh. Meskipun
menerima latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan itu masih tetap ada.
b) Kematangan
Tiap
organ tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkenbangan. Tiap organ dianggap
telah matang apabila ia telah mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya masing- masing.
c) Pembentukan
Pembentukan
ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan
inteligensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja dan pembentukan tidak
sengaja.
d) Minat
dan penbawaan khas
Minat
mengarahkan perbuatan pada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan
itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan- dorongan yang mendorong manusia
untuk untuk berinteraksi diluar.
e) Kebebasan
Kebebasan
itu berarti manusia dapat memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah
sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini, berarti bahwa minat
itu tidak selamanya menjadi syarat dalam perbuatan inteligensi.(Rahman dan
Wahab,2004, hal: 189-191)
f) Lingkungan
Pengaruh
lingkungan terhadap individu sebenarnya tidak diawali sejak terjadinya
perubahan. Sejak pembuahan sampai saat kelahiran, lingkungan telah mempengaruhi
calon bayi lewat ibunya.
Proses
belajar menyebabkan perbedaan perilaku individu satu dengan yang lainnya. Apa
yang dipelajari dan diajarkan pada seseorang akan sangat menentukan apa dan
bagaimana reaksi individu terhadap stimulus yang dihadapinya. Sikap, perilaku,
reaksi emosional merupakan atribut yang dipelajari dari lingkungan.( Saifudin,
1996, hal:66)
KESIMPULAN
Inteligensi adalah kecerdasan pikir
yang cepat dan tepat untuk mengatasi masalah. Dengan inteligensi, kita dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan baru
dengan menggunakan alat- alat berfikir. Karena segi inteligensinya berbeda,
maka antara individu yang satu dengan
yang lain tidak sama kkemampuannya dalam memecahkan suatu persoalan yang
sedang dihadapi. Kecerdasan yang kreatif akan dapat menciptakan suatu tujuan,
sedangkan kecerdasan praktis akan dapat mengambil suatu keputusan atau
tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. (2003). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Ahmadi, Abu.(-). Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Rahman, Abdul dan Abdul Wahab, Muhbib
(2004).
Saifudin, Azwar. (1996). Psikologi Inteligensi. Jakarta: Bumi
Aksara
Sardjono, (1994).Psikologi
Umum. Pasuruan: Garooda Buana Indah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar