MAKALAH
BELAJAR
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Psikologi
Dosen Pengampu : Siti Mumun Muniroh M. Ag

Di susun oleh :
1. Edward Muslim (2021 111 236)
2. Ana Miskhatun Janah (2021 111 237)
3. Laila Zulfa (2021 111 238)
4. Ika Korena Rudito (2021 111 239)
5. Mushofihati Nur M (2021 111 240)
6. Hasan Basri (2021 111 241)
Kelas F
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2011
PENDAHULUAN
Bagi kebanyakan siswa, juga mahasiswa, belajar berarti menggaris
bawahi buku pelajaran dengan stabilo kuning sambil mendengarkan alunan music
dari ruang lain. Kebiasaan semacam itu, menurut pengamatan sepintas, biasanya
menghasilkan pemahaman yang cukup untuk bisa lepas dari masa percobaan di
sekolah atau perguruan tinggi. Belajar, menurut anggapan sementara orang,
adalah proses yang terrjadi dalam otak manusia. Saraf dan sel-sel otak yang
bekerja mengumpulkan semua yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan
lain-lain, lantas disusun otak sebagaihasil belajar. Itulah sebabnya, orang tidak
bisa belajar jika fungsi otaknya terganggu.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Belajar
Secara singkat dan secara
umum, belajar dapat di artikan sebagai “perubahan perilaku yang relative tetap
sebagai hasil adanya pengalaman”. Disini tidak termasuk perubahan perilakuyang
diakibatkkan oleh kerusakan atau cacat fisik, penyakit, obat-obatan, atau
perubahan karena proses pematangan.
Pengertian belajar,
memang selalu berkaitan dengan perubahan, baik yang meliputi keseluruhan
timgkah laku individu maupun yang hanya
terjadi beberapa aspek dari kepribadian beberapa individu atau manusia terutama
sekali sejak manusia dilahirkan. Sejak saat itu, terjadi perubahan-perubahan
dalam arti perkembangan melalui fase-fasenya. Dan sejak itulah terjadi proses-proses
belajar.
Dari berbagai definisi mengenai belajar, dapat
dikemukakan adanya beberapa elemen penting atau asumsi dasar yang mencirikan
pengertian tentang belajar, yaitu bahwa :
×
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.
×
Belajar merupakan suatu perubahn yang terjadi melalui
latihan atau pengalaman.
×
Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus
relatif mantap.
×
Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajr
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan
dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
×
Belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang
relatif langgeng sebagai hasil latihan yang di perkuat.
×
Belajar merupakan proses yang secara umum menetap, ada
kemampuan bereaksi, adanya suatu yang diperkuat dan dilakukan dalam bentuk
praktek atau latihan.
B.
Belajar sebagai
suatu proses
Proses yang sering kita gunakan dalam percakapan sehari-hari,
adalah kata yang berasal dari bahasa latin “proceeus”, yang artinya “berjalan
ke depan”. Kamus besar bahasa Indonesia (1995) mengartikan proses sebagai: (1)
runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu; (2) rangkaian
tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. Jadi, proses
ialah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaa. Menurut Reber, yang dimaksud istilah “proses belajar” adalah “Cara-cara atau
langkah-langkah yang memungkinkan timbulnya beberapa perubahan serta tercapainya
hasil-hasil tertentu”.
Dengan demikian, jelas bahwa belajar pada
dasarnya bukanlah suatu tujuan atau benda, tetapi merupakan suatu proses
kegiatan untuk mencapai tujuan. Pengertian
proses dii sini lebih merupakan “cara” mencapai tujuan atau benda. Inilah
langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh. Dalam belajar, setiap kegiatan
saling berinteraksi atau atau saling mempengaruhi.
Proses dalam belajar merupakan factor yang pling penting. Proses
sebetulnya menekankan kreatifitas. Pada umumnya, proses berkenaan dengan cara
belajar berkembang, bagaimana siswa
bergaul dengan guru, bagaimana siswa terlibat dalam proses
ituJenis-Jenis Belajar
Dilihat dari
tujuan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar. Para
ahli umumnya mengemukakan delapan jenis belajar, yakni sebagai
berikut :
1.
Belajar Abstrak
(Abstract Learning)
Belajar
abstrak pada dasarnya adalah belajar menggunakan cara-cara berfikir secara
abstrak. Tujuannya adalah memperoleh
tujuan yang tidak nyata.
2.
Belajar
Keterampilann (Skill Learning)
Belajar keterampilan merupakan proses belajar yang bertujuan
memperoreh keterampilan tertentu dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik.
3.
Belajar Sosial (Social
Learning)
Belajar social adalah belajar yang bertujuan emperoleh tujuan dan
pemahaman tehadap penyesuaian terhadap nilai-nilai social dan sebagainya.
4.
Belajar
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar untuk
memperoleh keterampilan atau kemampuan memecahkan berbagai masalah secara
logis.
5.
Belajar
Rasional (Rational Learning)
Belajar rasional adalah belajr yang menggunakan kemampuan berfikir
secara logis atau sesuai dengan akal sehat.
6.
Belajar
Kebiasaan (Habitual Learning)
Belajar kebiasaa adalah proses pembentukan kebiasaan baru atau
perbaikan yang telah ada.
7.
Belajar
Apresiasi (Apreciation Learning)
Belajar apresiasi pada dasarnya adalah belaja mempertimbangkan
nilai atau arti penting suatu objek.
8.
Belajar
Pengetahuan (study)
Belajar pengetahuan dimaksudkan sebagai belajar unruk memperoleh
suat pemahaman, penngertian, informasi, dan sebagainya. Dapat juga diartikan
sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran
dengan melibatkan kegiatan pennelitian dan eksperimen.
C.
Belajar sebagai
suatu sistem
Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar. Masukan apabila analisis
lebih lanjut, akan didapati beberapa jenis masukan, yaitu masukan mentah (raw
input), masukan instrumen (instrumental input), dan masukan
lingkungan (environmental input). Semua ini berinteraksi dalam proses
belajar, yang pada akhirnya kan mempengaruhi hasil belajar. Apabila salah satu
faktor tersebut saling kait-mengkait satu dengan yang lain, karenanya belajar
itu merupakan suatu sistem. Apabila masukan instrumental tergaggu, maka proses
akan terganggu.
D.
Beberapa Teori Belajar
Seperti telah dipaparkan di depan banyak
definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai belajar, sehingga dengan
demikian banyak teori yang dikemukakan mengenai belajar. Namun demikian
teori-teori tersebut dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok, yaitu teori
yang berorientasi pada aliran Bahaviorisme dan aliran kognitif.
1. Teori belajar yang berorientasi pada aliran
Behaviorisme
a. Teori belajar asosiatif adalah teori belajar
yang semula dibangun oleh Pavlov. Atas dasar eksperimennya, Pavlov menyimpulkan
bahwa perilaku itu dapat dibentuk melalui kondisioning atau kebiasaan.
b. Teori belajar Fungsionalistik.
1)
Thorndike, dengan eksperimennya sampai pada kesimpulan bahwa dalam
belajar itu dapat dikemukakan adanya beberapa hukum, yaitu hukum kesiapan,
hukum latihan, dan hukum efek.
2)
Skinner
Menurut Skinner dalam kondisioning operan ada dua
prinsip umum, yaitu:
a. Setiap respons yang diikuti oleh reward
(merupakan reinforcing stimuli) akan cenderung diulangi.
b. Reward yang merupakan reinforcing stimuli
akan menigkatkan kecepatan terjadinya respons.
2. Teori belajar yang berorientasi pada aliran
kognitif
a. Kohler
Menurut Kohler dalam memecahkan masalah yang
penting adalah insight.
b. Jean Piaget
Salah satu pengertian yang dikemukakan oleh Piaget adalh
asimilasi dan akomodasi.
3. Teori belajar Albert Bandura
Penelitian Bandura dipusatkan pada
observasi perilaku manusia dalam interaksi. Sistem Bandura adalah kognitif.
Menurut Bandura perilaku tidak otomatis dipicu oleh stimuli eksternal,
tetapi juga dapat merupakan self-activated. Menurut Bandura
perilaku dibentuk dan berubah melalui situasi sosial, melalui interaksi sosial
dengan orang lain. Ia mengkritik Skinner yang percobaannya menggunakan
tikus ataupun burung. Menurut Bandura psikologi tidak dapat mengharapkan
hasil penelitian tanpa melibatkan manusia dalam interaksi sosial. Menurut Bandura
pembentukan atau pengubahan perilaku dilakukan melalui atau dengan observasi,
dengan model atau contoh. Torinya dalam belajar disebut observational
learning theory atau juga disebut social learning theory. Kalu
dicermati Bandura itu merupakan penggabungan antara pandangan yang
behavioristik dengan kognitif.
E.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Belajar
Secara garis besar, faktor-faktor yang mempegruuhi belajar anak
atau individu dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu:
1.
Faktor Endogen
Faktor endogen biasa disebut faktor
internal yakni semua faktor yang berada
dalam diri individu.
a.
Faktor Fisik
Faktor fisik dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, antara
lain factor kesehatan. Umpamanya anak yang kurang sehat atau kurang gizi, daya
tangkap dan kemampuan belajarnya akan berkurang dibandingkan anak yang sehat.
b.
Faktor psikis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikis yang bisa mempegaruhu
kuantitas dn kualitas perolehan belajar, diantaranya:
1)
Faktor
inteligensi atau kemampuan
Pada dasarnya manusia itu berbeda satu sama lain. Salah satu
perbedaan itu adalah dalam hal kemampun atau intelijensi. Perbedaan dalam
mempelajari sesuatu disebabkan antara lain, oleh perbedaan paada tarf
kemampuan. Kemampuan ini penting untuk mempelajari sesuatu.
2)
Factor
perhatian dan minat
Keinginan atau minat dan kemmpuan ata kehendak sangat mempengauhi
corak perbuatan yang akan diperlhatkan seseorang. Sekalipun seseorang itu mampu
mempelajari sesuatu, tetapi bila tidak mempunyai minat, tidak mau atau tidak
punya kehendak untuk mempelajari, ia tidak akan bisa mengikuti proses belajar.
3)
Factor bakat
Pada dasarnya bakat mirip dengan intelijensi. Itulah sebabnya
seorang anak yang memiliki intelijensi sangat cerdas atau cerdas luar biasa
disebut anak berbakat
4)
Factor motivasi
Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorongnya
berbuat sesuatu. Karena belajar merupakan suatu proses yang timbul dari dalam.
5)
Factor
kematangan
Dalam proses belajar kematangan atau kesiapan ini sangat meentukan. Oleh karena itu, setiap usaha akan
lebih berhasil apabila dilakukan bersama dengan tingat individu.
6)
Factor
kepribadian
Menurut Alex Sobur, anak memiliki kepribadian sendiri.
Jadi factor kepribadian anak mempengaruhi keadaan anak. Semakin berkembang
kepribadiannya semakin membantu dalam mengatasi hambatan-hambatan yang
dialaminya.
2.
Faktor Eksogen
Faktor eksogen biasa
disebut faktor eksternal yakni semua faktor yang berada diluar diri individu.
a.
Keadaan Keluarga
Suasana dan keadaan keluarga yang
bermacan-macam juga mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai di mana
belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak.
b.
Kematangan atau pertumbuhan
Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika
taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya dalam arti potensi-potnsi
jasmani dan rohaninya telah matang untuk itu.
c.
Kecerdasan dan Intelegensi
Selain kematangan, dapat tidaknya seseorang
mempelajari sesuatu dengan baik ditentukan juga oleh taraf kecerdasan.
d.
Latihan dan Ulangan
Karena terlatih seringkali mengulangi sesuatu,
maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai
dan makin mendalam. Sebaliknya, tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah
dimilikinya dapat menjadi hilang atau berkurang.
e.
Motivasi
Motivasi merupakan pendorong suatu organisme
untuk melakukan sesuatu.
f.
Guru dan Cara Mengajar
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi
rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru mengajarkan
pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya juga turut menentukan bagaimana hasil
belajar yang dapat dicapai.
g.
Motivasi Sosial
Karena belajar itu suatu proses yang timbul
dari dalam, maka motivasi memegang peranan penting. Jika guru atau orang tua
dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak, maka timbullah dorongandan
hasrat untuk belajar lebih baik.
h.
Lingkungan dan Kesempatan
Pengaruh lingkungan dan kesempatan untuk
belajar juga dapat mempengaruhi belajarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar