Social Icons

Pages

19 Nov 2012

BELAJAR



MAKALAH

BELAJAR
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Psikologi
Dosen Pengampu : Siti Mumun Muniroh M. Ag
stain-pekalongan




Di susun oleh :
1.      Edward Muslim                (2021 111 236)
2.      Ana Miskhatun Janah       (2021 111 237)
3.      Laila Zulfa                                    (2021 111 238)
4.      Ika Korena Rudito                        (2021 111 239)
5.      Mushofihati Nur M           (2021 111 240)
6.      Hasan Basri                       (2021 111 241)

Kelas F

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2011
PENDAHULUAN
Bagi kebanyakan siswa, juga mahasiswa, belajar berarti menggaris bawahi buku pelajaran dengan stabilo kuning sambil mendengarkan alunan music dari ruang lain. Kebiasaan semacam itu, menurut pengamatan sepintas, biasanya menghasilkan pemahaman yang cukup untuk bisa lepas dari masa percobaan di sekolah atau perguruan tinggi. Belajar, menurut anggapan sementara orang, adalah proses yang terrjadi dalam otak manusia. Saraf dan sel-sel otak yang bekerja mengumpulkan semua yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan lain-lain, lantas disusun otak sebagaihasil belajar. Itulah sebabnya, orang tidak bisa belajar jika fungsi otaknya terganggu.














PEMBAHASAN
A.      Pengertian Belajar
 Secara singkat dan secara umum, belajar dapat di artikan sebagai “perubahan perilaku yang relative tetap sebagai hasil adanya pengalaman”. Disini tidak termasuk perubahan perilakuyang diakibatkkan oleh kerusakan atau cacat fisik, penyakit, obat-obatan, atau perubahan karena proses pematangan.
        Pengertian belajar, memang selalu berkaitan dengan perubahan, baik yang meliputi keseluruhan timgkah  laku individu maupun yang hanya terjadi beberapa aspek dari kepribadian beberapa individu atau manusia terutama sekali sejak manusia dilahirkan. Sejak saat itu, terjadi perubahan-perubahan dalam arti perkembangan melalui fase-fasenya. Dan sejak itulah terjadi proses-proses belajar.
Dari berbagai definisi mengenai belajar, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen penting atau asumsi dasar yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa :
×        Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.
×        Belajar merupakan suatu perubahn yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
×        Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap.
×        Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajr menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
×        Belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang di perkuat.
×        Belajar merupakan proses yang secara umum menetap, ada kemampuan bereaksi, adanya suatu yang diperkuat dan dilakukan dalam bentuk praktek atau latihan.

B.       Belajar sebagai suatu proses
Proses yang sering kita gunakan dalam percakapan sehari-hari, adalah kata yang berasal dari bahasa latin “proceeus”, yang artinya “berjalan ke depan”. Kamus besar bahasa Indonesia (1995) mengartikan proses sebagai: (1) runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu; (2) rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. Jadi, proses ialah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaa. Menurut Reber, yang dimaksud istilah “proses belajar” adalah “Cara-cara atau langkah-langkah yang memungkinkan timbulnya beberapa perubahan serta tercapainya hasil-hasil tertentu”.
Dengan demikian, jelas bahwa belajar pada dasarnya bukanlah suatu tujuan atau benda, tetapi merupakan suatu proses kegiatan untuk mencapai tujuan. Pengertian proses dii sini lebih merupakan “cara” mencapai tujuan atau benda. Inilah langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh. Dalam belajar, setiap kegiatan saling berinteraksi atau atau saling mempengaruhi.
Proses dalam belajar merupakan factor yang pling penting. Proses sebetulnya menekankan kreatifitas. Pada umumnya, proses berkenaan dengan cara belajar berkembang, bagaimana siswa  bergaul dengan guru, bagaimana siswa terlibat dalam proses ituJenis-Jenis Belajar
Dilihat dari tujuan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar. Para ahli umumnya mengemukakan delapan jenis belajar, yakni sebagai berikut :
1.      Belajar Abstrak (Abstract Learning)
Belajar abstrak pada dasarnya adalah belajar menggunakan cara-cara berfikir secara abstrak. Tujuannya  adalah memperoleh tujuan yang tidak nyata.
2.      Belajar Keterampilann (Skill Learning)
Belajar keterampilan merupakan proses belajar yang bertujuan memperoreh keterampilan tertentu dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik.
3.      Belajar Sosial (Social Learning)
Belajar social adalah belajar yang bertujuan emperoleh tujuan dan pemahaman tehadap penyesuaian terhadap nilai-nilai social dan sebagainya.
4.      Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar untuk memperoleh keterampilan atau kemampuan memecahkan berbagai masalah secara logis.
5.      Belajar Rasional (Rational Learning)
Belajar rasional adalah belajr yang menggunakan kemampuan berfikir secara logis atau sesuai dengan akal sehat.
6.      Belajar Kebiasaan (Habitual Learning)
Belajar kebiasaa adalah proses pembentukan kebiasaan baru atau perbaikan yang telah ada.
7.      Belajar Apresiasi (Apreciation Learning)
Belajar apresiasi pada dasarnya adalah belaja mempertimbangkan nilai atau arti penting suatu objek.
8.      Belajar Pengetahuan (study)
Belajar pengetahuan dimaksudkan sebagai belajar unruk memperoleh suat pemahaman, penngertian, informasi, dan sebagainya. Dapat juga diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan pennelitian dan eksperimen.

C.       Belajar sebagai suatu sistem
Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar. Masukan apabila analisis lebih lanjut, akan didapati beberapa jenis masukan, yaitu masukan mentah (raw input), masukan instrumen (instrumental input), dan masukan lingkungan (environmental input). Semua ini berinteraksi dalam proses belajar, yang pada akhirnya kan mempengaruhi hasil belajar. Apabila salah satu faktor tersebut saling kait-mengkait satu dengan yang lain, karenanya belajar itu merupakan suatu sistem. Apabila masukan instrumental tergaggu, maka proses akan terganggu.

D.      Beberapa Teori Belajar
Seperti telah dipaparkan di depan banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai belajar, sehingga dengan demikian banyak teori yang dikemukakan mengenai belajar. Namun demikian teori-teori tersebut dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok, yaitu teori yang berorientasi pada aliran Bahaviorisme dan aliran kognitif.
1.      Teori belajar yang berorientasi pada aliran Behaviorisme
a.    Teori belajar asosiatif adalah teori belajar yang semula dibangun oleh Pavlov. Atas dasar eksperimennya, Pavlov menyimpulkan bahwa perilaku itu dapat dibentuk melalui kondisioning atau kebiasaan.
b.    Teori belajar Fungsionalistik.
1)        Thorndike, dengan eksperimennya sampai pada kesimpulan bahwa dalam belajar itu dapat dikemukakan adanya beberapa hukum, yaitu hukum kesiapan, hukum latihan, dan hukum efek.
2)        Skinner
Menurut Skinner dalam kondisioning operan ada dua prinsip umum, yaitu:
a.       Setiap respons yang diikuti oleh reward (merupakan reinforcing stimuli) akan cenderung diulangi.
b.      Reward yang merupakan reinforcing stimuli akan menigkatkan kecepatan terjadinya respons.

2.      Teori belajar yang berorientasi pada aliran kognitif
a.      Kohler
Menurut Kohler dalam memecahkan masalah yang penting adalah insight.
b.      Jean Piaget
Salah satu pengertian yang dikemukakan oleh Piaget adalh asimilasi dan akomodasi.
3.      Teori belajar Albert Bandura
Penelitian Bandura dipusatkan pada observasi perilaku manusia dalam interaksi. Sistem Bandura adalah kognitif. Menurut Bandura perilaku tidak otomatis dipicu oleh stimuli eksternal, tetapi juga dapat merupakan self-activated. Menurut Bandura perilaku dibentuk dan berubah melalui situasi sosial, melalui interaksi sosial dengan orang lain. Ia mengkritik Skinner yang percobaannya menggunakan tikus ataupun burung. Menurut Bandura psikologi tidak dapat mengharapkan hasil penelitian tanpa melibatkan manusia dalam interaksi sosial. Menurut Bandura pembentukan atau pengubahan perilaku dilakukan melalui atau dengan observasi, dengan model atau contoh. Torinya dalam belajar disebut observational learning theory atau juga disebut social learning theory. Kalu dicermati Bandura itu merupakan penggabungan antara pandangan yang behavioristik dengan kognitif.

E.       Faktor-Faktor yang mempengaruhi Belajar
Secara garis besar, faktor-faktor yang mempegruuhi belajar anak atau individu dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu:
1.         Faktor Endogen
Faktor endogen biasa disebut faktor internal yakni semua faktor yang berada  dalam diri individu.
a.         Faktor Fisik
Faktor fisik dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, antara lain factor kesehatan. Umpamanya anak yang kurang sehat atau kurang gizi, daya tangkap dan kemampuan belajarnya akan berkurang dibandingkan anak yang sehat.
b.        Faktor psikis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikis yang bisa mempegaruhu kuantitas dn kualitas perolehan belajar, diantaranya:
1)        Faktor inteligensi atau kemampuan
Pada dasarnya manusia itu berbeda satu sama lain. Salah satu perbedaan itu adalah dalam hal kemampun atau intelijensi. Perbedaan dalam mempelajari sesuatu disebabkan antara lain, oleh perbedaan paada tarf kemampuan. Kemampuan ini penting untuk mempelajari sesuatu.
2)        Factor perhatian dan minat
Keinginan atau minat dan kemmpuan ata kehendak sangat mempengauhi corak perbuatan yang akan diperlhatkan seseorang. Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi bila tidak mempunyai minat, tidak mau atau tidak punya kehendak untuk mempelajari, ia tidak akan bisa mengikuti proses belajar.
3)        Factor  bakat
Pada dasarnya bakat mirip dengan intelijensi. Itulah sebabnya seorang anak yang memiliki intelijensi sangat cerdas atau cerdas luar biasa disebut anak berbakat
4)        Factor motivasi
Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorongnya berbuat sesuatu. Karena belajar merupakan suatu proses yang timbul dari dalam.
5)        Factor kematangan
Dalam proses belajar kematangan atau kesiapan ini sangat  meentukan. Oleh karena itu, setiap usaha akan lebih berhasil apabila dilakukan bersama dengan tingat individu.
6)        Factor kepribadian
Menurut Alex Sobur, anak memiliki kepribadian sendiri. Jadi factor kepribadian anak mempengaruhi keadaan anak. Semakin berkembang kepribadiannya semakin membantu dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dialaminya.

2.         Faktor Eksogen
Faktor eksogen biasa disebut faktor eksternal yakni semua faktor yang berada  diluar diri individu.

a.         Keadaan Keluarga
Suasana dan keadaan keluarga yang bermacan-macam juga mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak.
b.        Kematangan atau pertumbuhan
Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya dalam arti potensi-potnsi jasmani dan rohaninya telah matang untuk itu.
c.         Kecerdasan dan Intelegensi
Selain kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan baik ditentukan juga oleh taraf kecerdasan.
d.        Latihan dan Ulangan
Karena terlatih seringkali mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam. Sebaliknya, tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya dapat menjadi hilang atau berkurang.
e.         Motivasi
Motivasi merupakan pendorong suatu organisme untuk melakukan sesuatu.
f.         Guru dan Cara Mengajar
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya juga turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai.
g.        Motivasi Sosial
Karena belajar itu suatu proses yang timbul dari dalam, maka motivasi memegang peranan penting. Jika guru atau orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak, maka timbullah dorongandan hasrat untuk belajar lebih baik.
h.        Lingkungan dan Kesempatan
Pengaruh lingkungan dan kesempatan untuk belajar juga dapat mempengaruhi belajarnya.
           

Tidak ada komentar: