MAKALAH
SHALAT LIMA WAKTU
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas
Mata
kuliah : Fiqih
Dosen
pengampu : Ali
Trigiyanto,S.Ag,M.Ag
Disusun
oleh :
Kelas
F
1. Nasrul
Kamal ( 2021 111 247 )
2.
Slamet Rohadi ( 2021 111 248 )
3.
Akhmad Syaifudin ( 2021 111 249 )
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) PEKALONGAN
2011
DAFTAR
ISI
COVER
.............................................................................................................................. i
DAFTAR
ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
A. Pengertian Shalat .................................................................................................... 2
B. Dalil yang Mewajibkan shalat
................................................................................ 3
C. Syarat – syarat Shalat ............................................................................................. 4
D. Rukun Shalat .......................................................................................................... 6
E. Shalat Fardhu dan Waktunya ................................................................................. 8
F. Perkara yang Membatalkan Shalat ......................................................................... 8
G. Sunah
Dalam Melakukan Shalat ............................................................................. 9
H. Tata
Cara Shalat ..................................................................................................... 10
BAB III. KESIMPULAN ................................................................................................. 11
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan.
Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam). Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat – shalat sunah.Untuk membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis hanya membahas tentang shalat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari – hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Shalat
Menurut bahasa shalat barati do’a,dengan kata lain shalat secara bahasa
berarti mengagungkan.
sedangkan menurut istilah syara’, sebagaimana
di kemukakan imam syaf’i
ialah ucapan dan perbuatan yang di
awali dengan ucapan takbir dan di akhiri dengan salam dengan syarat-syarat
tertentu[1].
Ucapan di sini adalah bacaan-bacaan al qur’an,takbir,tasbih, dan do’a. Sedang
yang di maksud perbuatan adalah gerakan dalam shalat misalnya berdiri,ruku’ ,sujud,
duduk, dan gerakan lainyang di lakukan dalam shalat.
Arti lain untuk shalat ialah rahmat dan
permohonan ampunan[2].
Allah berfirman:
“Dialahyang memberi rahmat kepadamu dan
malaikat-malaikat padanya (memohonkan ampun untuk mu), supaya dia mengeluarkan
kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dia maha penyayang kepada orang-orang yang beriman”.(Al-Ahzab:
43)
Sebenarnya,apabila
kita perhatikan shalat dalam arti bahasa,dan dalam arti istilah,maka shalat
dalam pengertian bahasa tersebut tercakup dalam pengertian istilah,karena
ketika kita melaksanakan shalat, tidak terlepas dari doa-doa baik berupa
permohonan rahmat maupun ampunan kepada Allah SWT.
Ibadah
shalat di perintahkan oleh allah SWT kepada nabi Muhammad SAW. Ketika beliau
melaksanakan isra’ dan mi’raj tepatnya 1 tahun sebelum nabi hijrah dari mekah
ke madinah.
B. Dalil
yang Mewajibkan Shalat
Dalil
yang mewajibkan shalat banyak sekali baik dalam al qur’an maupun hadist. Dalil
yang menerangkan shalat antara lain:
“ Dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang
rukuk”. (Al-Baqarah: 43)
Dalil
lain menyebutkan:
“Kerjakanlah
shalat,sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang jahat (keji) dan yang
mungkar”. (Qs Al-ankabut: 45)
Perintah shalat ini hendaklah di
tanamkan ke dalam hati dan jiwa anak-anak dengan cara pendidikan yang cermat
dan di lakukan sejak kecil, sebagaimana tersebut dalam hadist Nabi Muhammad
SAW.[3]
“perintahlah anak-anakmu mengajarkan
shalat di waktu usia mereka meningkat tujuh tahun dan pukulah (kalau enggan
melakukan shalat) di waktu mereka meningkat usia sepuluh tahun” (HR. Abu Dawud)
C.
Syarat-Syarat Shalat
Shalat
tidak akan sah kecuali jika memenuhi syarat-syarat,rukun-rukun,dan hal-hal yang
wajib ada padanya serta menghindari hal-hal yang membatalkanya.
Adapun
beberapa hal yang menjadi prrsyaratan untuk sahnya ibadah shalat yang kita
lakukan secara garia besarnya syarat-syarat tersebut dapat di bedakan menjadi:
1. Syarat
wajib
Yaitu persyaratan
yang berhubungan dengan kewajiban seseorang untuk melakukan ibadah, seperti
shalat. Adapun syarat wajib shlat sebagai berikut :
a. Islam
Orang yang
tidak beragama islam tidak diwajibkan shalat.
b. Suci dari haid dan nifas
Wanita dalm
keadaan haid atau nifas tidak wajib melaksanakan shalat bahkan haram hukumnya.
c. Berakal
Orang yang hilang akalnya, karena mabuk,
gila dan sebagainya tidak wajib melaksanakan shalat.
d. Baligh
Seseorang
dapat dianggap baligh apabila tellah terpenuhi salah satu tanda berikut ini :
1. cukup berumur 15 tahun
2. keluar mani
3. mimpi bersetubuh
4. keluar darah haid bagi wanita
e. Telah sampai da’wah
Orang yang
belum mendengar dan perintah shalat maka tidak wajib shalat tetapi apabila
telah mengetahui perintah itu maka ia wajib shalat
f. Jaga (tidak tidur)
Orang yang
tidur tidak dikenai kewajiban shalat sehingga ia bangun, begitu pula orang yang
lupa sampai ia ingat.
2. Syarat
syah
Sebelum seseorang
memulai shalat, ia harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Mengetahui waktu shalat
Maksudnya bahwa setiap
shalat harus di lakukan pada waktunya masing-masing. Dalilnya:
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari
tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya
shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)”. (Al-isra: 78)
b. Suci dari hadats kecil dan hadats besar
Maksudnya
anggota wudhu harus bersih dari hadas kecil dan semua badan harus bersih dari
hadas besar.
c. Suci badan ,pakaian dan tempat yang di
gunakan untuk shalat
d. Menutup aurat
Aurat
bagi laki-laki ialah anggota badan dan antara pusar dan lututnya. Sedangkan
aurat bagi wanita ialah seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan.
Firman Allah:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah
di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan”. (Al-A’raf :31)
e. Menghadap kiblat[4]
D.
Rukun Shalat
Ada beberapa perbuatan
dan perkataan yang tidak boleh kita tinggalkan dalam melaksanakan shalat, Hal
itu bias di sebut rukun.
Adapun rukun shalat sebagai berikut:
1.
Niat
Niat merupakan inti
dari setiap pekerjaan, sebab baik tidaknya pekerjaan itu ter gantung pada niatnya.
Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW:
“Segala
perbuatan hanyalah tergantung niatnya. Dan setiap perkara tergantung pada apa
yang di niatkan” (shahih al-Bukhari)[5]
2.
Berdiri bagi yang mampu
“Peliharalah
segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah
(dalam shalatmu) dengan khusyuk”. (Qs Al-Baqarab :238)
3.
Membaca
takbir permulaan
4.
Membaca Al fatihah
5.
Ruku’
6.
Thuma’ninah
di dalam rukuk
7.
Berdiri
tegak setelah rukuk
8.
Thuma’ninah
didalam i’tidal
9.
Sujud
(2x tiap rokaat)
10.
Thuma’ninah
didalam sujud
11.
Duduk
diantara kedua sujud
12.
Thuma’ninah
di dalam duduk
13.
Duduk
tasyahud akhir
14.
Membaca
tahiyat didalam duduk tasyahud akhir
15.
Membaca
sholawat kepada nabi SAW didalam tasyahud akhir
16.
Salam
yang pertama
17.
Niat
keluar dari shalat
18.
terrtib[6]
E.
Shalat Fardhu dan Waktunya
Shalat fardhu ada 5:
1. Shalat Dzuhur.
Awal waktunya setelah condong matahari dari
pertengahan langit . ahir waktunya apabila ayang-ayang suatu telah sama
panjangnya dengan sesuatu itu.
2. Shalat Ashar.
Waktunya dari habisnya waktu dzuhur sampai
terbenamnya matahari.
3. Shalat Maghrib.
Waktunya dari terbenamnya matahari sampai
hilangnya sfafaq (awan senja)merah
4. Shalat Isya’.
Waktunya mulai dari terbenam syafaq (awan
senja) hinga keluarnya fajar shodiq
5. Shalat Subuh.
Waktunya dari terbit fajar shodiq hingga
terbit matahari seperti yang di riwayatkan oleh muslim dan abdullah ibnu
umar. bahwasanya Nabi SAW bersabda:
“Waktu dzuhur
telah tergelincir matahari hingga menjadi bayangan seseorang itu sepanjang badanya,
selama belum dating waktun asar,dan waktu asar selama belum kuning matahari
waktu shalat maghrib selama belum lengkap syafaq dan waktu shalat isya’,hinggaseparuh
wajah yang pertama dan waktu shalat subuh dari terbit fajar sampai sebelum
terbit matahari.
F.
Perkara yang Membatalkan Shalat
1. Berhadats
2. Terkena
najis yang tidak di maafkan
3. Berkata-kata
dengan sengaja walaupun dengan satu huruf yang memberikan pengertian
4. Terbuka
auratnya
5. Mengubah
niat, misalnya ingin memutuskan shalat
6. Makan
atau minum meskipun sedikit
7. Bergerak
berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan sekali yang
bersangatan
8. Membelakangi
kiblat
9. Menambah
rukun yang berupa perbuatan, seperti rukuk dan sujud
10. Tertawa
terbahak-bahak
11. Mendahului
imamnya dua rukun
12. Murtad,
artinya keluar dari islam[7]
G. Sunah
Dalam Melakukan Shalat
Waktu mengerjakan shalat ada dua sunah,
yaitu sunah ab’adh dan sunah hai’at
1. Sunah
Ab’adh
a. Membaca
tasyahud awal
b. Membaca
shalawat pada tasyahud awal
c. Membaca
shalawat atas keluarga Nabi saw. Pada tasyahud akhir
d. Membaca
qunut pada shalat subuh, dan shalat witir pada pertengahan bulan Ramadhan,
hingga akhir bulan Ramadhan
2.
Sunah Hai’at
a. Mengangkat
kedua belah tangan ketika takbiratul ihram, ketika akan rukuk, ketika berdiri
dari rukuk
b.
Meletakkan telapak tangan yang kanan di
atas pergelangan yang kiri ketika bersedekap (sedakep)
c.
Membaca do’a iftitah sehabis takbiratul
ihram
d.
Membaca ta’awudz ketika hendak membaca
fatihah
e.
Membaca amin sesudah membaca fatihah
f.
Membaca surat Al-Qur’an pada dua rakaat
permulaan (reka’at pertama dank e kedua) sehabis membaca fatihah
g.
Mengeraskan bacaan fatihah dan surat
pada raka’at pertama dan kedua pada shalat maghrib, isya, dan subuh selain
makmum
h.
Membaca takbir ketika gerakan naik turun
i.
Membaca tasbih ketika rukuk dan sujud
j.
Membaca “Sami’allahu liman hamidah” ketika bangkit dari rukuk
k.
Meletakkan tangan di atas paha waktu
duduk tasyhud awal dan akhir, dengan membentangkan yang kiri dan menggenggamkan
yang kanan kecuali jari telunjuk
l.
Duduk iftirasy dalam semua duduk shalat
m. Duduk
tawaruk (bersimpuh) pada waktu duduk tasyahud akhir
n. Membaca
salam yang kedua
o. Memalingkan
muka ke kanan dank e kiri masinh-masing wktu membaca salam pertama dan ke dua.[8]
H. Tata
Cara Shalat
1.
Niat,berdiri
2.
Takbiratul ihram
3.
Bersedekap
4.
Membaca do’a Iftitah
5.
Membaca Ta;awudz dan Al fatihah
6.
Membaca surah/Al quran
7.
Ruku
8.
I’tidal
9.
Sujud ke satu
10.
Duduk diantara dua sujud
|
11.
Sujud ke dua
12.
Duduk istirahat sebelum berdiri
13.
Melanjutkan rakaat berikutnya (di
mulai dari membaca fatihah hingga sujud ke dua)
14.
Duduk tahyat awal dan membaca do’a
15.
Duduk tahyat akhir dan membaca
do’a
16.
Mengucapkan salam[9]
|
BAB III
KESIMPULAN
Shalat ialah
ucapan dan perbuatan yang di
awali dengan ucapan takbir dan di akhiri dengan salam dengan syarat-syarat
tertentu. Ucapan di sini adalah bacaan-bacaan al qur’an,takbir,tasbih, dan
do’a. Sedang yang di maksud perbuatan adalah gerakan dalam shalat misalnya
berdiri,ruku’ ,sujud, duduk, dan gerakan lainyang di lakukan dalam shalat.
Sebelum kita
melaksanakan shalat kita harus memenunuhi syarat dan rukunnya. Syarat shalat
adalah ketentuan yang harus dilakukan sebelum melaksanakan shalat sedangkan
rukun shalat adalah sesuatu yang harus ada pada suatu
pekerjaan/amal ibadah dalam waktu pelaksanaan suatu pekerjaan/amal ibadah
tersebut.
Apabila kita telah
melakukan syarat dan rukun shalat,maka secara syariat sholat kita sudah syah.
DAFTAR PUSTAKA
Al Ghizzi, M.19951.fathul Qarib .Bandung: Trigenda karya
kosasi.mahmudin.1985.syri’ah jilid 1A.Jakarta: Proyek pembinaan menengah pertama agama islam
tingkat
Rifa’i, Moh.2005.Risalah tuntunan sholat lengkap .Semarang: PT. Kaya toha putra
Abdurrahmad, Muhyidin, 2001.Fiqih tradisionalis.Malang: Pustaka Bayan malang
Basori Alwi,M. hukum islam
Cinta_Rasul@googlegroups.com
[1] Syekh m.Al Ghizzi,fathul Qarib (Bandung: Trigenda karya,1995)H.54
[2] H.mahmudin kosasi,syri’ah jilid 1A(Jakarta: Proyek pembinaan menengah pertama agama
islam tingkat,1985)H.63
[4] H.mahmudin
kosasi,syri’ah jilid 1A(Jakarta:
Proyek pembinaan menengah pertama agama islam tingkat,1985)hal.72-75
[6] H.M. basori Alwi, hukum islam.hlm 25
[8]
Drs. Moh. Rifa’i. tuntunan karya sholat
lengkap, semarang: PT.Karya Toha Putra Semarang.1976.hlm 25
[9] Cinta_Rasul@googlegroups.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar