MAKALAH
TEORI PERKEMBANGAN KONVERGENSI
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Disusun Oleh :
Ana Miskhatun Janah (2021 111 237)
Laila Zulfa
(2021 111 238)
Kelas : H
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
TAHUN AJARAN
2011/2012
PEMBAHASAN
- Konvergensi
Aliran konvergensi merupakan gabungan antara aliran empirisme dan
aliran nativisme yang menggabungkan arti hereditas (pembawaan) dengan
lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Tokoh aliran konvergensi adalah William Stern, ia seorang tokoh
pendidikan Jerman yang hidup tahun 1871-1939. Aliran konvergensi
merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran nativisme dan aliran
empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah
memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak
selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi faktor pembawaan
dan lingkungan sama-sama berperan penting. Bakat yang dibawa pada
waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan
lingkungan yang sesuai dengan perkembangan bakat itu. Sebaliknya,
lingkungan yamg baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang
optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang
diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh: hakikat kemampuan
anak manusia berbahasa dengan kata-kata, adalah hasil konvergensi.
Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi
linkungannya, anak belajar berbicara dalam bahasa tertentu. Linkungan
pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan bahasanya. Karena itu
tiap anak manusia mula-mula mengggunakan bahasa lingkungannya,
misalnya bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Inggris, dan sebagainya.
Kemampuan dua orang anak (yang tinggal dalam satu linkungan yang
sama) untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu disebabkan
oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaan situasi
lingkungan, biar pun lingkungan kedua anak tersebut menggunakan
bahasa yang sama.
Faham Konvergensi
ini berpendapat, bahwa di dalam perkembangan individu itu baik dasar
atau pembawaan ataupun lingkungan memainkan peranan perting. Realitas
menunjukkan bahwa warisan yang yang baik saja tanpa pengaruh
lingkungan kependidikan yang baik tidak akan dapat membina
kepribadian yang ideal. Sebaliknya, walaupun lingkungan pendidikan
itu baik, tidak akan menghasilakan lepribadian yang ideal juga. Bakat
sebagai kemungkinan telah ada pada masing-masing individu; akan
tetapi bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yan1g
sesuai supaya dapat berkembang. Misalnya : Tiap manusia yang
normal memiliki bakat untuk berdiri tegak atas kedua kaki; bakat ini
tidak aktual (menjadi kenyataan) jika sekiranya anak manusia itu
tidak hidup dalam lingkungan masyarakat manusia. Anak yang semenjak
kecilnya diasuh oleh monyet maka ia tidak akan berdiri tegak diatas
kedua kakinya ; mungkin dia akan berjalan dia akan berjalan
diatas tangan dan kakinya (jadi seperti monyet).
William Stern berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari
pembawaan dan lingkungan, seakan-akan dua garis yang menuju kesatu
titik pertemuan sebagai berikut:
a. pembawaan
b. lingkungan
c. hasil pendidikan atau perkembangan
Karena itu William Stern disebut teori
konvergensi (konvergen artinya menuju ke satu titik). Jadi menurut
teori konvergen:
- Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.
- Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
- Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.2
Dari bermacam-macam teori perkembangan, teori yang dikemukakan oleh
William Stern-lah merupakan teori yang diterima oleh para ahli pada
umumnya, sehingga teori yang dikemukakan oleh William Stern merupakan
salah satu hukum perkembangan individu di samping adanya hukum-hukum
perkembangan yang lain. Di Indonesia teori konvergensi inilah yang
kiranya dapat diterima, seperti yang dikemukakan oleh Ki Hadjar
Dewantara: “ Tentang hubungan antara dasar dan keadaan ini menurut
ilmu pendidikan ditetapkan adanya konvergensi yang berarti bahwa
kedua-duanya saling mempengaruhi, hingga garis darsar itu selalu
tarik menarik dan akhirnya menjadi satu”.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa perkembangan individu itu
akan ditentukan baik oleh faktor pembawaan (dasar) atau faktor
endogen, maupun oleh faktor keadaan atau linkungan atau faktor
eksogen.
- Hubungan individu dengan pembawaan
Faktor endogen ialah faktor yang dibawa oleh individu sejak dalam
kandungan hingga kelahiran. Jadi faktor endogen merupakan faktor
keturunan atau faktor pembawaan. Oleh karena itu individu itu terjadi
dari bertemunya ovum dari ibu dan sperma dari ayah, maka tidaklah
mengherankan kalau faktor endogen yang dibawa oleh individu itu
mempunyai sifat-sifat seperti orang tuanya. Individu mempunyai
sifat-sifat pembawaan psikologis yang erat hubungannya dengan keadaan
jasmani yaitu temperamen. Temperamen merupakansifat-sifat pembawaan
yang erat hubungannya dengan struktur kejasmanian seseorang, yaitu
yang berhubungan dengan fungsi-fungsi fisiologis seperti darah,
kelenjar-kelenjar, cairan-cairan lain yang terdapat dalam diri
manusia.
Disamping individu mempunyai pembawaan-pembawaan yang berhubungan
dengan sifat-sifat kejasmanian dan temperamen, maka individu masih
mempunyai sifat-sofat pembawaan yang berupa bakat (aptitude). Bakat
bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang dibawa individu sewaktu
dilahirkan, melainkan hanya merupakan salah satu faktor yang dibawa
sewaktu dilahirkan. Bakat merupakan potensi-potensi yang berisi
kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang ke suatu arah. Bakat
bukanlah sesuatu yang telah jadi, yang telah berbentuk pada waktu
individu dilahirkan, tetapi baru merupakan potensi-potensi saja. Agar
potensi ini menjadi aktualisasi dibutuhkan kesempatan untuk dapat
mengaktualisasikan bakat-bakat tersebut karena itu kemungkinanada
bakat yang tidak dapat berkembang atau tidak dapat beraktualisasi
karena kesempatan tidak atau kurang memungkinkan. Untuk
mengaktualisasikan bakat diperlukan lingkungan yang baik, yang
mendukung, di sinilah letak peranan lingkungan dalam perkembangan
individu.
- Hubungan individu dengan lingkungan
Telah dikemukakan dalam teori konvergensi bahwa lingkungan mempunyai
peranan yang penting dalam perkembanagan individu, dan teori ini pada
umumnya menunjukkan kebenarannya.
Lingkungan secara garis besarnya dapat dibedakan:
- Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan tanah, keadaan musim, dan sebagainya. Lingkungan alam yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula pada individu. Misalnya: daerah pegunungan memberikan pengaruh yang lain apabila dibandingkan dengan daerah pantai. Daerah yang mempunyai musim dingin akan memberikan pengaruh yang berbeda dengan daerah yang penuh dengan musim panas.
- Lingkungan sosial, yaitu lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan masyarakat ini adanya interaksi individu satu dengan individu yang lain. Keadaan masyarakatpun akan memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu. Lingkungan sosial ini biasanya dibedakan:
- Lingkungan sosial primer, yaitu lingkungan sosial dengan adanya hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota lain, anggota satu saling kenal mengenal dengan baik dengan anggota lain. Oleh karena di antara anggota telah ada hubungan yang erat, maka sudah tentu pengaruh dari lingkungan sosial ini akan lebih mendalam apabila dibandingkan dengan lingkungan sosial yang hubungannya tidak erat.
- Lingkungan sosial sekunder, yaitu lingkungan sosial yang hubungan anggota satu dengan anggota lain agak longgar. Pada umumnya anggota satu dengan anggota lain kurang atau tidak saling kenal mengenal. Karena itu pengaruh lingkungan sosial sekunder akan kurang mendalam apabila dibandingkan dengan lingkungan sosial primer.3
- Prinsip konvergensi
Karena pertumbuhan dan perkembangan ditentukan oleh hereditas dan
linkungan, maka:
- Pendidikan harus dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak.
- Upaya pendidikan dipengaruhi oleh kemampuan anak.4
Prinsip konvergensi memiliki implikasi yang jelas:
- Implikasi pertama:
Ialah bahwa pendidikan harus berusaha memberikan lingkungan kepada
anak yang sebanyak mungkin dan beraneka ragam supaya seluruh
pembawaan anak-anak didiknya dapat diberi kemungkinan berkembang
secara maksimal,dan sebaliknya pembawaan-pembawaan yang tidak baik
dapat dicegah perkembanganya.
- Implikasi kedua:
Ialah bahwa pengaruh pendidikan itu dibatasi oleh pembawaan anak.
Maka dari itu bimbingan yang diberikan kepada anak harus
memperhatikan pada sifat-sifat yang terdapat pada anak itu sendiri.
- Implikasi ketiga:
Ialah bahwa anak tidak boleh dianggap sebagai makhluk yang pasif,yang
menerima saja apa yang datang dari luar,tetapi kita harus berpendapat
bahwa anak adalah organisme yang aktif bisa menentukan dan memilih
segala aesuatu mana yang kiranya baik bagi dirinya dan mana yang
kiranya tidak baik bagi dirinya. Aktifitas itu harus dipupukan dalam
pendidikan.5
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin.
2009. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan.Yogyakarta:
Ar-ruzz Media.
Tirtarahardja,
Umar.dkk. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Walgito,
Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta: Andi Offset.
Kakhuda.blogspot.com:
Nativisme, Empirisme dan Konvergensi.htm
1
Kakhuda.blogspot.com: Nativisme, Empirisme dan Konvergensi.htm
2
Umar Tirtarahardja, dkk, Pengantar Pendidikan, ( Jakarta PT.
Rineka Cipta, 2005), h.198
3
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, ( Yogyakarta: Andi
Offset, 2004), h.48-52
4
Baharuddin,Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (
Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2009), h.55
5
Mustaqim. Dkk, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2003), h.40
Tidak ada komentar:
Posting Komentar