MAKALAH
PERSOALAN-PERSOALAN KONTEMPORER DENGAN
PERSPEKTIF ETIKA SEBAGAI DISIPLIN BERHADAPAN DENGAN GERAK ZAMAN
Di
susun guna memenuhi tugas
Mata
Kuliah
: Ilmu Akhlak
Dosen Pengampu : Muhammad Ghufron, M.SI
Di
susun oleh:
Kelas
F
1. Dzati Ismah
2021 111 263
2. Naila
Chusniyyati
2021 111 264
3. Rizqotul
Maula
2021 111 265
4. Nur
Slamet
2021 111 266
TARBIYAH
/PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN 2011
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL……………………………………………………………………………..i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………ii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………….1
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………….……………….2
A. Etika Sedang Naik Daun…………………………………………………………2
B. Kenakalan Remaja dalam Perspektif Etika
Islam…………………..5
BAB III
KESIMPULAN………………………………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi dan perkembangan
zaman ini. Kerap kali muncul masalah-masalah dalam etika, dimana
masalah tersebut muncul akibat menurunnya nilai-nilai moral dalam masyarakat.
Di antara masalah-masalah yang timbul salah satunya adalah masalah kenakalan
remaja yang mana dari hari kehari makin meningkat saja
Dalam etika islam, kenakalan di nilai
menyimpang dari moralitas dan merupakan perbuatan buruk yang seharusnya di
hindari. Maka dari itu butuh perhatian yang lebih serta penanganan yang tepat
dalam memeperbaiki tingkah laku para remaja ini, sehingga mereka bisa terselamatkan.
Begitu pentingnya peranan pemuda dan pemudi bagi berkembangnya suatu Negara,
karena mereka adalah salah satu penerus bangsa ini. Apa jadinya negeri bila
penerusnya saja bermasalah , mesti butuh penyuluhan yang tepat bagi mereka dan
salah satunya adalah dengan menanamkan nilai- nilai etika serta moralitas
islami.
PEMBAHASAN
A. Etika Sedang
Naik Daun
Jika di pandang pada skala dunia, selama
kira-kira tiga dasawarsa terakhir ini wajah filsafat moral berubah cukup
radikal. Tidak bisa di sangkal, dalam situasi kita sekarang etika sedang naik
daun. Hal ini terutama tampak dengan penampilannya sebagi etika
terapan. Perubahan itu terutama mencolok di kawasan berbahasa Inggris,
khususnya United Kingdom dan Amerika Serikat. Di situ pada awal abad ke-20
etika di praktekkan sebagai “metaetika”. Aliran pada filsafat moral ini
menempatkan diri pada tahap lebih tinggi dari pada membahas
masalah-masalah etis. Mereka tidak menyelidiki baik buruknya
perbuatan-perbuatan manusia melainkan mengarahkan perhatiannya pada “bahasa
moral” atau ungkapan kita untuk baik atau buruk.[1]
a. Faktor
yang Mempengaruhi
Di lihat secara retrospektif, dapat kita
katakan bahwa perubahan ini di sebabkan adanya beberapa factor yaitu yang
pertama, perkembangan pesat di bidang ilmu dan teknologi menimbulkan banyak
persoalan yang etis besar, khususnya dalam ilmu-ilmu biomedis.
Yang kedua, adalah dalam masyarakat terciptanya akan “iklim
moral” yang seolah-olah mengundang minat baru untuk etika. Sebagai
sebuah gejala yang menunjukkan iklim ini dapat kita sebut gerakan hak di
berbagai bidang.
b. Masalah-masalah
yang Sedang Naik Daun
Etika terapan ataupun etika sedang naik daun
ialah suatu istilah baru, tetapi sebetulnya yang di maksudkan dengannya sama
sekali bukan hal baru dalam sejarah filsafat etika. Sudah di tekankan
bahwa etika merupakan fisafat praktis, artinya, filsafat yang ingin
memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia dengan memperlihatkan apa
yang seharusnya di lakukan.
c. Cabang-cabang
Etika Terapan
Untuk membagikan etika terapan yaitu dengan
membedakan antara mikroetika dan makroetika. Makroetika ialah membahas
masalah-masalah moral dalam skala besar, artinya, masalah-masalah ini
menyangkut suatu bangsa seluruhnya atau bahkan seluruh umat manusia.
Misalnya mengenai masalah ekonomi dan keadilan (utang-utang Negara Utara dengan
Selatan) ataupun dalam masalah lingkungan hidup, dan alokasi sarana pelayanan
kesehatan dapat juga sebagai contoh masalah-masalah makroetika.[2]
Mikroetika membicarakan tentang
pertanyaan-pertanyaan dimana individu terlibat, seperti kewajiban dokter kepada
pasiennya. Dapat juga kewajiban seorang pengacara terhadap kliennya serta
kewajiban mengatakan yang benar
d. Akhlak dari
Zaman ke Zaman
Ilmu akhlak dari zaman ke zaman adalah ilmu
yang mempelajari akhlak berdasarkan waktu ke waktu yaitu mulai zaman nabi Adam
hingga abad modern ini. Tiap-tiap zaman akhlaknya selalu berubah-ubah sesuai
dengan keadaan diantaranya; pemerintahannya, agama dan keyakinannya, ilmu,
kebudayaan, tempat tinggal, harta bendanya, kedudukan ,keberanian. Pengaruh-pengaruh
tersebut berkembang sampai akhir zaman (kiamat).[3]
B. Kenakalan
Remaja dalam Perspektif Etika
Secara biologis, periode “pubertas” menunjukkan
perubahan khusus bagi seoramg anak mempengaruhi perkembangan dan kematangan
kedewasaan yang berarti pula mempengaruhi perkembangan fisik. Yang perlu di
pahami adalah perubahan-perubahan tersebut terjadi dalam masa remaja
(Adolesensi) yang menyebabkan remaja harus sanggup melakukan penyesuaian diri
dengan lingkungan.
Diantara masalah-masalah yang menimbulkan turunnya moral dan etika seseorang
tersebut terkait pengaruh dari perkembangan zaman salah satunya adalah mengenai
masalah kenakalan remaja .[4]
a. Pengertian
Kenakalan Remaja
Menurut Drs.B.Simanjuntak,S.H pengertian dari “
juvenile delinquency” ialah suatu perbuatan itu di sebut delinquent apabila
perbuatan-perbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam
masyarakat di mana ia hidup. Sedangkan menurut Drs.Bimo Walgito merumuskan arti
selengkapnya dari kenakalan remaja yakni, tiap-tiap perbuatan yang bila di
lakukan oleh orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan kejahatan, jadi
perbuatan yang melawan hukum yang di lakukan oleh anak, khususnya anak remaja.
Menurut
pengertian umum, kenakalan remaja adalah salah satu problem lama yang
senantiasa muncul di tengah-tengah masyarakat.masalah tersebut hidup,
berkembang dan membawa akibat tersendiri sepanjang masa. Seusia kelompok
masyarakat manusia tersebut.[5]
b. Sebab- sebab
Kenakalan Remaja
a) Keadaan
keluarga
Pada hakikatnya keluargalah yang menyebabkan
timbulnya kenakalan remaja atau anak bersifat kompleks. Kondisi tersebut dapat
terjadi karena kelahiran anak di luar perkawinan yang syah menurut agama dan hukum.
Disamping itu kenakalan remaja juga di sebabkan keadaan keluarga yang tidak
normal, yang mencakup “broken home” .[6]
Kenakalan remaja dapat pula terjadi karena
keadaan ekonomi keluarga, terutama menyangkut keluarga miskin atau keluarga
yang menderita kekurangan jika di bandingkan dengan keadaan ekonomi penduduk
pada umumnya. Bisa jadi orang tua yang cenderung, bahkan sangat memanjakan
anak- anaknya, disamping itu juga mereka kurang memiliki bekal pengetahuan di
dalam mendidik anak yang baik.
b) Keadaan Sekolah
Berkaitan dengan kenakalan remaja, maka
sekolahan merupakan sebagai ajang atau tempat pendidikan anak-anak dapat pula
menjadi sumber terjadinya konflik-konflik kejiwaan sehingga memudahkan anak-
anak menjadi delinkwuen. [7]
Dalam kenyataan sering terjadi perlakuan guru
yang mencerminkan ketidakadilan. Kenyataan ini masih di temui adanya
sangsi-sangsi yang sama sekali tidak menunjang tercapainya pendidikan. Keadaan
sekolah tersebut di perberat lagi dengan adanya ancaman yang tidak ada
putus-putusnya dan di sertai disiplin yang ketat dan kurang adanya interaksi
yang akrab antara pendidik dengan murid serta kurangnya kesibukan belajar di
rumah. Kondisi negatif di sekolah tersebut kerap kali memberi pengaruh langsung
atau tidak langsung terhadap anak, sehingga dapat menimbulkan kenakalan
anak atau remaja.
c) Keadan
Masyarakat
Keadan masyarakat dan kondisi lingkungan dalam
berbagai corak dan bentuknya akan berpengaruh terhadap anak-anak remaja di mana
mereka hidup berkelompok. Pada dasarnya kemiskinan mengakibatkan bahaya besar
bagi jiwa untuk melakukan sebab adanya perbedaan yang sangat mencolok
tersebut akan mempengaruhi kestabilan mental manusia di dalam hidupnya.
Tidak jarang anak–anak remaja yang berasal dari keluarga miskin yang memiliki
perasaan rendah diri sehingga terdorong untuk melakukan kejahatan terhadap hak
milik orang lain, seperti: pencurian, penipuan, penggelapan, pengrusakan dan
penggedoran.[8]
c. Masalah Etis
yang Muncul
Dan akibat dari kenakalan remaja ini, di
samping merugikan diri sendiri juga dapat merugikan orang lain. Ditinjau secara
integral; penelitian secara menyeluruh dalam segala aspek pokoknya, akhirnya
muncul beberapa indikasi bahwa delinkwensi anak-anak merupakan salah satu
problem sosial. Perwujudan dari problem sosial tersbut antara lain: pencurian,
penipuan, perzinaan, pemerasan dan perbuatan-perbuatan kekerasan seperti
pertengkaran atau perkelahian, penggedoran dan pemerkosaan.
d. Kenakalan
Remaja dalam Sorotan Islam
Tedapat suatu indikasi, jika anak- anak remaja
telah mampu memahami ajaran agama islam dengan baik dan telah menjadikan
“keimanan” sebagai integral dari kepribadiannya, maka keimanan itulah yang akan
mengawasi segala tindakan, perbuatan dan kondisi emosional.
Hal ini berarti jika penyalahgunaan narkotika
dapat menimbulkan perbuatan jahat yang di larang oleh agama antara lain
(membunuh, mencuri, merampok dan perzinaan), maka penyalahgunaan narkotika
dapat di pandang sebagai kejahatan agama islam.
Sebagai konsekuensinya dapat di ambil
pengertian: anak- anak remaja yang memiliki keimanan, maka dorongan nafsu untuk
berbuat jahat selalu akan di gagalkan oleh keimanannya.
e. Dampak Sosial
Bagi Generasi Berikutnya
Dampak kenakalan remaja ini sangat mempengaruhi
generasi muda penerusnya. Selain sebagai penerus bangsa ia juga contoh generasi
selanjutnya untuk mengantarkan kepada kebaikan dan mengajarkan sifat moral dan
beretika.
Kejahatan-kejahatan dan pelanggaran-pelanggaran yang di lakukan anak-anak
remaja di tengah masyarakat yang dapat menghilangkan kebahagiaan umat,
disamping berlawanan dengan hakikat kemaslahatan umum dan ketentraman hidup.
f. Solusi
Penanganan Kenakalan Remaja
Di dunia. Dengan demikian akan mencegah
terjadinya “juvenile Delinquency”, sebab pembinaan akhlak berarti bahwa
anak remaja di tuntun agar belajar memiliki rasa tanggung jawab.[9]
Bahwa ia telah mengerti tentang perbedaan
antara yang benar dan yang salah, yang boleh dan yang di larang, baik dan yang
buruk, dan ia sadar bahwa ia harus menjauhi segala yang bersifat negatif dan
mencoba membina diri untuk menggunakan hal-hal yang positif.
KESIMPULAN
Manusia pada dasarnya dalam perspektif etika adalah sebagai “ummatun
waahidatun”; kelompok yang bersatu padu dalam kesatuan atau entitas yang
utuh. Kesatu-paduan tersebut secara islami memiliki sendi-sendi yang kokoh
dengan landasan pertanggungjawaban secara vertikal. Kenakalan remaja dalam
berbagai bentuknya menjadi salah satu perusak sendi-sendi kokoh tersebut. Pada
hakikatnya, kejahatan-kejahatan dan pelanggaran-pelanggaran yang di lakukan
oleh anak remaja menimbulkan ketidakharmonisan interaksi sosial dan
menghilangkan “sense of soladaritas”. Lebih jauh dan mendalam, kenakalan
remaja dapat di pandang sebagai wujud perbuatan yang tidak manusiawi.
Dafrar Pustaka
Abdullah, M Yatim. 2007. Studi akhlak
dalam Perspektif AL-Qur’an. Jakarta. Amzah
Bertens, K. 1993. Etika. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka
Djatnika, Rahmat. 1992. Sitem Ethika Islami
Akhlak Mulia. Jakarta: Pustaka Panjimas
Fakhry, Majid. 1996. Etika dalam Islam.
Yogyakarta: Pystaka Pelajar
Sudarsono. 1986. Etika Islam Tentang
Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar