BAB I
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tanaqudh
Tanaqudh
adalah dua qadhiyah berlawanan secara positif (ijabi) dan negatif (salabi)
sehingga yang satu benar dan yang lainnaya salah. Tanaqudh menurut istilah
mantiq yaitu: berbedanya dua qadhiyah dipandang dari ijabi (kepastian) salabi
(tidak)-nya dan kebenarannya.
Kalau
dua qadhiyah berbeda (tanaqudh) dengan sendirinya salah satu dari qadhiyah itu
pasti benar, dan yang lainnya salah.
Contoh
:
Kelapa
buah.(Q.1) ditanaqudhkan (diperlawankan) dengan :
Kelapa
bukan buah. (Q.2),
maka
(Q.1) benar,(Q.2) salah.
Demikian
halnya dengan :
Emas
barang tambang (Q.1) ditanaqudhkan (diperlawankan) dengan :
Emas
bukan barang tambang (Q.2),
maka
(Q.1) benar, (Q.2) salah.[1]
B.
Cara membuat tanaqudh.
Cara
membuat tanaqudh adalah : apabila qadhiyahnya memakai:
a. Qodhiyah
syahsyiyah atau qodhiyah muhmalah, cukup hanya merubah kaifnya
(kepastian tidaknya, ijab
salibahnya) umpamanya:
Yang asalnya : Kholid menulis (ijab)
diubah menjadi : Kholid tidak menulis (salab).
Jadi,
hanya berubah yang asalnya mujabah menjadi salibah.
b. Qodhiyah
musawwaroh, cara mentanaqudhkan, yaitu dengan
mengubah “sur”nya.
Jadi,
kalau qodhiyahnya :
1.
Mujibah kulliyah
: semua manusia itu hewan, naqidhnya
dengan salibah juz’iyah : tidaklah
sebagian manusia itu hewan.
2.
Salibah kuliyah :
Tidaklah setiap manusia itu hewan, naqidhnya dengan mujibah juz’iyah
: Sebagian manusia itu hewan.[2]
C.
Tanaqudh yang benar.
Untuk
kebenaran tanaqudh diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Sama
dalam segi maudhu’nya.
Contoh :
Ahmad dosen ~ ahmad bukan dosen (benar).
Ahmad dosen ~ Ali bukan dosen (salah).
2. Sama
dalam segi mahmulnya.
Contoh :
Sari makan ~ Sari tidak makan (benar).
Sari makan ~ Sari tidak makan (salah).
3. Sama
dalam segi waktunya.
Contoh :
Ali pulang
hari ini ~ Ali tidak pulang hari ini (benar).
Ali pulang
hari ini ~ Ali tidak pulang kemarin (salah).
4.
Sama
dalam segi tempatnya.
Contoh :
Salim duduk
di depan kelas ~ Salim tidak duduk di depan kelas (benar).
Salim duduk
di depan kelas ~ Salim tidak duduk di depan rumah (salah).
5.
Sama
dalam hal cara yaitu antara disengaja dibuat agar menjadi sesuatu dengan tanpa
sengaja dibuat tetapi menjadi sesuatu dengan sendirinya.
Contoh :
Anggur menjadi cuka dengan sendirinya ~
Anggur menjadi cuka tidak dengan sendirinya (benar).
Anggur menjadi cuka dengan sendirinya ~
Anggur menjadi cuka tidak dengan diragi (salah)
6. Sama
dalam segi fi’linya.
Contoh :
Andi bisa berdiri dengan sendirinya ~
Andi bisa berdiri tidak dengan sendirinya (benar).
Andi bisa berdiri dengan sendirinya ~
Andi bisa berdiri tidak dengan memakai tongkat (salah).
7. Sama
dalam segi juz’inya.
Contoh :
Dahlan makan sebagian roti ini ~ Dahlan
makan bukan sebagiannya dari roti ini (benar).
Dahlan makan sebagian roti ini ~ Dahlan
makan bukan seluruhnya dari roti ini (salah).
8. Sama
dalam segi kullinya.
Contoh ;
Semua mahasiswa STAIN kaya ~ Tidak semua
mahasiswa STAIN kaya (banar).
Semua mahasiswa STAIN kaya ~ Sebagian
mahasiswa STAIN kaya (salah).
9. Sama
dengan segi alatnya
Contoh :
Saya makan dengan menggunakan sendok ~ Saya
makan tidak dengan sendok (benar).
Saya makan menggunakan sendok ~ Saya
makan tidak dengan garpu (salah).
10. Sama
dalam segi ‘alatnya
Contoh :
Ia berhenti merokok karena sakit ~ Ia
berhenti merokok karena tidak sakit (benar).
Ia berhenti merokok karena sakit ~ Ia berhenti
merokok karena tidak punya uang (salah).
11. Sama
dalam segi idhofahnya
Contoh :
Umar abu rani sehat ~ Umar abu rani
tidak sehat (benar).
Umar abu rani sehat ~ Umar abu rita
tidak sehat (salah).[3]
D.
Macam tanaqudh.
·
Tanaqudh qadhiyah hamliyah.
1. Syakhsiyah
mujibah
Contoh : Muhammad seorang
dosen.
Berlawanan dengan
Syakhsiyah salibah
Contoh
: Muhammad bukan seorang dosen.
2. Kuliyah
mujibah
Contoh
: Setiap yang tumbuh butuh makanan.
Berlawanan
dengan
Juz’iyah
salibah
Contoh
: Kadang-kadang tidak, setiap tumbuhan butuh makanan.
3. Juz’iyzh
mujibah
Contoh
: Sebagian bangsa sudah merdeka.
Berlawanan
dengan
Kuliyah
salibah
Contoh
: Tiada satupun bangsa sudah merdeka.
4. Muhmalah
mujibah
Contoh
: Kelapa adalah buah.
Berlawanan
dengan
Kuliyah
salibah
Contoh
: Kelapa bukan buah.
·
Tanaqudh qadhiyah syartiyah muttasilah.
1. Makhshushah
mujibah.
Contoh : Jika Riski rajin, ia akan
berhasil.
Berlawanan dengan
Makhshushah salibah
Contoh : Tidaklah, jika Riski rajin, ia
akan berhasil.
2. Kuliyah
mujibah.
Contoh : Setiap kali bangsa bersatu
pembangunan akan berhasil.
Berlawanan dengan
Juz’iyah salibah.
Contoh : Tidaklah, setiap kali bangsa
bersatu pembangunan akan berhasil.
3. Juz’iyah
mujibah.
Contoh : Kadang-kadang jika murid rajin
, ia mendapat hadiah.
Berlawanan dengan
Kuliyah salibah.
Contoh : Tidak sama sekali, jika murid
rajin ia mendapat hadiah.
4. Muhmalah
mujibah.
Contoh : Jika harga migas naik, pasaran
internasional ramai.
Berlawanan dengan
Kuliyah salibah.
Contoh : Tidak sama sekali, jika harga
migas naik, pasar internasional ramai.
·
Tanaqudh qadhiyah syartiyah munfasilah.
1. Makhshushah
mujibah.
Contoh : Adakalanya
ali dikampus hari ini atau di luar kampus.
Berlawanan dengan
Makhshushah salibah.
Contoh : Tidaklah, adakalanya ali
dikampus hari ini atau di luar kampus.
2. Kuliyah
mujibah.
Contoh : Selamanya,
adakalanya suatu berita benar atau salah.
Berlawanan
dengan
Juz’iyah
salibah.
Contoh :
Kadang-kadang tidak adakalanya suatu berita benar atau salah.
3.
Juz’iyah
mujibah.
Contoh : Terkadang, adakalanya
sayur banyak di pasar, adakalanya sedikit.
Berlawanan dengan
Kuliyah salibah.
Contoh : Tidak sama sekali, adakalanya
sayur banyak di pasar, adakalanya sedikit.
4. Muhmalah
mujibah.
Contoh : Adakalanya mobil berjalan,
adakalanya berhenti.
Berlawanan dengan
Kuliyah salibah.
E.
Syarat lainnya untuk tanaqudh.
1. Pada
qadhiyah syartiyah muttasilah, kedua qadhiyah yang diperlawankan harus
sama dalam hal luzumiyah (keterkaitan antara muqadam dan tali secara
keharusan) dan itifaqiyah (keterkaitan antara muqadam dan tali secara
kebetulan).
2. Pada
qadhiyah syartiyah munfasilah, kedua qadhiyah yang diperlawankan harus
sama dalam hal ‘inadiyah (perlawanan antara muqadam dan tali berlaku
dengan sendirinya) dan itifaqiyah (perlawanan antara muqadam dan tali
berlaku secara kebetulan).[5]
3. Kuliyah
dengan kuliyah yang memakai sur, begitu juga juz’iyah dengan juz’iyah yang
memakai sur, tidak bisa diperlawankan, jika maudhu’-nya lebih umum
daripada mahmul-nya karena kedua kuliyah yang diperlawankan akan
menjadi salah dan kedua juz’iyah yang diperlawankan akan menjadi benar.
Padahal, dalam ketentuan tanaqudh, qadhiyah yang satu harus benar dan yang
lainnya harus salah.
Contoh tanaqudh kuliyah
mujibah dengan kuliyah salibah yang memakai sur :
Setiap yang bulat kelapa (salah)
Diperlawankan dengan :
Tidak ada satupun dari kelapa itu bulat
(salah).
Keterangan:
Ternyata kedua qadhiyah salah, karena
maudhu’ lebih umum daripada mahmul.
Contoh tanaqudh juz’iyah mujibah
dengan juz’iyah salibah yang memakai sur:
Sebagian
barang tambang itu emas (benar).
Diperlawankan
dengan :
Sebagian barang tambang bukan emas
(benar).
Keterangan :
Ternyata kedua qadhiyah benar,
karena maudhu’ lebih umum daripada mahmul. Tanaqudh menjadi salah jika kedua
qadhiyah sama-sama benar atau sama-sama salah.[6]
DAFTAR
PUSTAKA
A.K Baihaqi. 2007. Teknik berfikir logik.
Bandung : Darul Ulum Press.
Djalil,basiq. 2010. Logika (ilmu
mantiq). Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Faith, Muhammad. Risalah ilmu mantiq.
Ponpes Al-Anwar Suburan Mranggen Demak.
Mustofa, Cholil Bisri. 1974. Ilmu Mantiq Terjemahan
Assalamul Munawaroh. Bandung : PT Al-Ma’arif.
[1]Baihaqi, A.K. 2007. Ilmu Mantiq
Teknik Dasar Berfikir Logik. (jakarta: Darul Ulum Press). Hal 96.
[2] Cholil bisri mustofa.1974. Ilmu
Mantiq Terjemahan Assullamul Munaraq. (Bandung : PT. Alma’arif). Hal : 48.
[3]
M. faith. Risalah ilmu mantiq. (Ponpes Al-anwar,suburan Mranggen
demak).
[4]Baihaqi, A.K. 2007. Ilmu Mantiq
Teknik Dasar Berfikir Logik. (jakarta: Darul Ulum Press). Hal : 98-101
[6]Baihaqi, A.K.2007.Ilmu Mantiq
Teknik Dasar Berfikir Logik.(jakarta: Darul Ulum Press). Hal : 101-102
Tidak ada komentar:
Posting Komentar