Social Icons

Pages

20 Mei 2012

Tanaqudh-Ilmu Mantik (logoka)


BAB I
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tanaqudh
Tanaqudh adalah dua qadhiyah berlawanan secara positif (ijabi) dan negatif (salabi) sehingga yang satu benar dan yang lainnaya salah. Tanaqudh menurut istilah mantiq yaitu: berbedanya dua qadhiyah dipandang dari ijabi (kepastian) salabi (tidak)-nya dan kebenarannya.
Kalau dua qadhiyah berbeda (tanaqudh) dengan sendirinya salah satu dari qadhiyah itu pasti benar, dan yang lainnya salah.
Contoh :
Kelapa buah.(Q.1) ditanaqudhkan (diperlawankan) dengan :
Kelapa bukan buah. (Q.2),
maka (Q.1) benar,(Q.2) salah.
Demikian halnya dengan :
Emas barang tambang (Q.1) ditanaqudhkan (diperlawankan) dengan :
Emas bukan barang tambang (Q.2),
maka (Q.1) benar, (Q.2) salah.[1]

B.     Cara membuat tanaqudh.
Cara membuat tanaqudh adalah : apabila qadhiyahnya memakai:
a.       Qodhiyah syahsyiyah atau qodhiyah muhmalah, cukup hanya merubah kaifnya (kepastian  tidaknya, ijab salibahnya) umpamanya:
Yang asalnya : Kholid menulis (ijab) diubah menjadi : Kholid tidak menulis (salab).
Jadi, hanya berubah yang asalnya mujabah menjadi salibah.
b.      Qodhiyah musawwaroh, cara mentanaqudhkan, yaitu dengan mengubah “sur”nya.
Jadi, kalau qodhiyahnya :
1.      Mujibah kulliyah : semua manusia itu hewan, naqidhnya dengan salibah juz’iyah : tidaklah sebagian manusia itu hewan.

2.      Salibah kuliyah : Tidaklah setiap manusia itu hewan, naqidhnya dengan mujibah juz’iyah : Sebagian manusia itu hewan.[2]

C.    Tanaqudh yang benar.
Untuk kebenaran tanaqudh diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
1.      Sama dalam segi maudhu’nya.
Contoh :
Ahmad dosen ~ ahmad bukan dosen (benar).
Ahmad dosen ~ Ali bukan dosen (salah).
2.      Sama dalam segi mahmulnya.
Contoh :
Sari makan ~ Sari tidak makan (benar).
Sari makan ~ Sari tidak makan (salah).
3.      Sama dalam segi waktunya.
Contoh :
Ali pulang hari ini ~ Ali tidak pulang hari ini (benar).
Ali pulang hari ini ~ Ali tidak pulang kemarin (salah).
4.      Sama dalam segi tempatnya.
Contoh :
Salim duduk di depan kelas ~ Salim tidak duduk di depan kelas (benar).
Salim duduk di depan kelas ~ Salim tidak duduk di depan rumah (salah).
5.      Sama dalam hal cara yaitu antara disengaja dibuat agar menjadi sesuatu dengan tanpa sengaja dibuat tetapi menjadi sesuatu dengan sendirinya.
Contoh :
Anggur menjadi cuka dengan sendirinya ~ Anggur menjadi cuka tidak dengan sendirinya (benar).
Anggur menjadi cuka dengan sendirinya ~ Anggur menjadi cuka tidak dengan diragi (salah)
6.      Sama dalam segi fi’linya.
Contoh :
Andi bisa berdiri dengan sendirinya ~ Andi bisa berdiri tidak dengan sendirinya (benar).
Andi bisa berdiri dengan sendirinya ~ Andi bisa berdiri tidak dengan memakai tongkat (salah).
7.      Sama dalam segi juz’inya.
Contoh :
Dahlan makan sebagian roti ini ~ Dahlan makan bukan sebagiannya dari roti ini (benar).
Dahlan makan sebagian roti ini ~ Dahlan makan bukan seluruhnya dari roti ini (salah).
8.      Sama dalam segi kullinya.
Contoh ;
Semua mahasiswa STAIN kaya ~ Tidak semua mahasiswa STAIN kaya (banar).
Semua mahasiswa STAIN kaya ~ Sebagian mahasiswa STAIN kaya (salah).
9.      Sama dengan segi alatnya
Contoh :
Saya makan dengan menggunakan sendok ~ Saya makan tidak dengan sendok (benar).
Saya makan menggunakan sendok ~ Saya makan tidak dengan garpu (salah).
10.  Sama dalam segi ‘alatnya
Contoh :
Ia berhenti merokok karena sakit ~ Ia berhenti merokok karena tidak sakit (benar).
Ia berhenti merokok karena sakit ~ Ia berhenti merokok karena tidak punya uang (salah).
11.  Sama dalam segi idhofahnya
Contoh :
Umar abu rani sehat ~ Umar abu rani tidak sehat (benar).
Umar abu rani sehat ~ Umar abu rita tidak sehat (salah).[3]

D.    Macam tanaqudh.
·         Tanaqudh qadhiyah hamliyah.
1.      Syakhsiyah mujibah                               
            Contoh : Muhammad seorang dosen.
            Berlawanan dengan
            Syakhsiyah salibah
Contoh : Muhammad bukan seorang dosen.
2.      Kuliyah mujibah
Contoh : Setiap yang tumbuh butuh makanan.
Berlawanan dengan
Juz’iyah salibah
Contoh : Kadang-kadang tidak, setiap tumbuhan butuh makanan.
3.      Juz’iyzh mujibah
Contoh : Sebagian bangsa sudah merdeka.
Berlawanan dengan
Kuliyah salibah
Contoh : Tiada satupun bangsa sudah merdeka.
4.      Muhmalah mujibah
Contoh : Kelapa adalah buah.
Berlawanan dengan
Kuliyah salibah
Contoh : Kelapa bukan buah.
·         Tanaqudh qadhiyah syartiyah muttasilah.
1.      Makhshushah mujibah.
Contoh : Jika Riski rajin, ia akan berhasil.
Berlawanan dengan
Makhshushah salibah
Contoh : Tidaklah, jika Riski rajin, ia akan berhasil.
2.      Kuliyah mujibah.
Contoh : Setiap kali bangsa bersatu pembangunan akan berhasil.
Berlawanan dengan
Juz’iyah salibah.
Contoh : Tidaklah, setiap kali bangsa bersatu pembangunan akan berhasil.
3.      Juz’iyah mujibah.
Contoh : Kadang-kadang jika murid rajin , ia mendapat hadiah.
Berlawanan dengan
Kuliyah salibah.
Contoh : Tidak sama sekali, jika murid rajin ia mendapat hadiah.
4.      Muhmalah mujibah.
Contoh : Jika harga migas naik, pasaran internasional ramai.
Berlawanan dengan
Kuliyah salibah.
Contoh : Tidak sama sekali, jika harga migas naik, pasar internasional ramai.
·         Tanaqudh qadhiyah syartiyah munfasilah.
1.      Makhshushah mujibah.
Contoh : Adakalanya ali dikampus hari ini atau di luar kampus.
Berlawanan dengan
Makhshushah salibah.
Contoh : Tidaklah, adakalanya ali dikampus hari ini atau di luar kampus.
2.      Kuliyah mujibah.
Contoh : Selamanya, adakalanya suatu berita benar atau salah.
Berlawanan dengan
Juz’iyah salibah.
Contoh : Kadang-kadang tidak adakalanya suatu berita benar atau salah.
3.      Juz’iyah mujibah.
Contoh : Terkadang, adakalanya sayur banyak di pasar, adakalanya sedikit.
Berlawanan dengan
Kuliyah salibah.
Contoh : Tidak sama sekali, adakalanya sayur banyak di pasar, adakalanya sedikit.
4.      Muhmalah mujibah.
Contoh : Adakalanya mobil berjalan, adakalanya berhenti.
Berlawanan dengan
Kuliyah salibah.
Contoh : Tidak sama sekali, adakalanya mobil berjalan, adakalanya berhenti.[4]

E.     Syarat lainnya untuk tanaqudh.
1.      Pada qadhiyah syartiyah muttasilah, kedua qadhiyah yang diperlawankan harus sama dalam hal luzumiyah (keterkaitan antara muqadam dan tali secara keharusan) dan itifaqiyah (keterkaitan antara muqadam dan tali secara kebetulan).
2.      Pada qadhiyah syartiyah munfasilah, kedua qadhiyah yang diperlawankan harus sama dalam hal ‘inadiyah (perlawanan antara muqadam dan tali berlaku dengan sendirinya) dan itifaqiyah (perlawanan antara muqadam dan tali berlaku secara kebetulan).[5]
3.      Kuliyah dengan kuliyah yang memakai sur, begitu juga  juz’iyah dengan juz’iyah yang memakai sur, tidak bisa diperlawankan, jika maudhu’-nya lebih umum daripada mahmul-nya karena kedua kuliyah yang diperlawankan akan menjadi salah dan kedua juz’iyah yang diperlawankan akan menjadi benar. Padahal, dalam ketentuan tanaqudh, qadhiyah yang satu harus benar dan yang lainnya harus salah.
Contoh tanaqudh kuliyah mujibah dengan kuliyah salibah yang memakai sur :
Setiap yang bulat kelapa (salah)
Diperlawankan dengan :
Tidak ada satupun dari kelapa itu bulat (salah).
Keterangan:
Ternyata kedua qadhiyah salah, karena maudhu’ lebih umum daripada mahmul.
Contoh tanaqudh juz’iyah mujibah dengan juz’iyah salibah yang memakai sur:
Sebagian barang tambang itu emas (benar).
Diperlawankan dengan :
Sebagian barang tambang bukan emas (benar).
Keterangan :
Ternyata kedua qadhiyah benar, karena maudhu’ lebih umum daripada mahmul. Tanaqudh menjadi salah jika kedua qadhiyah sama-sama benar atau sama-sama salah.[6]


DAFTAR PUSTAKA

A.K Baihaqi. 2007. Teknik berfikir logik. Bandung : Darul Ulum Press.
Djalil,basiq. 2010. Logika (ilmu mantiq). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Faith, Muhammad. Risalah ilmu mantiq. Ponpes Al-Anwar Suburan Mranggen Demak.
Mustofa, Cholil Bisri. 1974. Ilmu Mantiq Terjemahan Assalamul Munawaroh. Bandung : PT Al-Ma’arif.





[1]Baihaqi, A.K. 2007. Ilmu Mantiq Teknik Dasar Berfikir Logik. (jakarta: Darul Ulum Press). Hal 96.

[2] Cholil bisri mustofa.1974. Ilmu Mantiq Terjemahan Assullamul Munaraq. (Bandung : PT. Alma’arif). Hal : 48.
[3]  M. faith. Risalah ilmu mantiq. (Ponpes Al-anwar,suburan Mranggen demak).

[4]Baihaqi, A.K. 2007. Ilmu Mantiq Teknik Dasar Berfikir Logik. (jakarta: Darul Ulum Press). Hal : 98-101




[5] Basiq djalil.2010. Logika (ilmu mantiq). (Jakarta : Kencana Prenada Media Group). Hal : 63
[6]Baihaqi, A.K.2007.Ilmu Mantiq Teknik Dasar Berfikir Logik.(jakarta: Darul Ulum Press). Hal : 101-102

Tidak ada komentar: