Social Icons

Pages

24 Mar 2013

Penggunaan Panca Indra Akan Dinilai dan Dimintai Pertanggungjawaban

Makalah
Penggunaan Panca Indra Akan Dinilai dan Dimintai Pertanggungjawaban
Makalah Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah                : Hadist tarbawi II
Dosen Pengampu          : M. Ghufron. M.SI
Disusun Oleh :
Nama : Mirza Muhammad Abda
Nim : 2021 111 153
Kelas : D
TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN )
PEKALONGAN
TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
            Di dalam makalah ini akan membahas tentang sebuah pertanggung jawaban panca indra yang dimiliki oleh manusia terkait indra penglihatan dan pendengaran yang dilakukan manusia didalam dunia ini. Namun manusia harus menyadari bahwa, dalam perjalanan hidup manusia semua amal perbuatan baik maupun buruk akan selalu dicatat dan akan dipertanggung jawabkan kelak nanti diakhirat diwaktu hari pembalasan. 
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadits
- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةً وً عًنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قالَ رًسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلًيْه وَسَلًمً : { يُؤتًى بِالْعَبْدِ يَوْمَ القِيَامَةِ فَيَقُولُ اللهُ لَهُ ألَمْ أجْعَلْ لَكَ سَمْعَا وَ بَصَرًا وَ مَالاً وَ وَلًدًا وَسَخَّرْتُ لكَ الأنْعَامَ و الْحرْثَ وَ تَرَكْتُكَ تَرْأسُ وَ تَرْبَعُ فكُنْتَ تطَنَّ أنَكَ مُلاَقِي يَومَكَ هَذَا قَالَ فَيَقُولُ لَا فَيَقُولُ لهُ الَيوْم َنسَاكَ كَمَا لَسِيتَنِي قَالَ أَبُو عِسَى هذَا حَدِيَثُ صَحِيحُ غَرِيبُ وَمَعْنَى قَولِهِ اليُومَ اَتْرُكُكَ في الْعَذَابِ هَكَذَا فَسْرُوهُ قالَ أبُو عيسَي وَقَدْ فَسَّرَ بَعضُ أهْلِ الْعِلْمِ هَذِهِ الأيَتَ فَالْيوْمَ نَسَاهُمْ قَالُوا إنَّمَا مَعْنَاهُ الْيوْمَ نَثْرُكُهُمْ ڤِي الْعَذَابِ }. ( رواه الترمذي (
B. Terjemah
            Dari Abu Hurairah dan dari Abu Sa’id berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Seseorang hamba dihadapkan pada hari lalu Allah berfirman kepadanya : “ Bukankah aku berikan kepadamu pendengaran, penglihatan, harta benda, anak dan menyerahkan kepadamu hewan ternak dan pertanian dan aku biarkan kamu memimpin dan menunggu maka apakah kamu menyangka bahwa kamu akan menjumpaiku pada hari ini?” Dia menjawab : “Tidak”. Allah berfirman kepadanya : “Hari ini aku lupakan kamu seperti kamu telah melupakanKu”. Ini adalah hadist shahih gharib. Adapun arti kata : “Hari ini aku melupakanmu seperti kamu melupakanKu adalah pada hari ini Aku biarkan kamu dalam siksa, dan demikian pula sebagian ahli tafsir menafsiri ayat (maka ada hari ini Kami melupakan mereka). (Al a’raf :5). Mereka berkata :” Artinya hari ini kami membiarkanmu dalam siksa”.(HR. thirmidzi)[1]
C. Mufodat
           
Seorang hamba
يؤتى
Dihadapkan
بالعبد
Hari kiamat
يوم القيامة
Pendengaran
سمعا
Penglihatan
وبصرا
Harta benda
ومال
Anak
ولدا
Menyarahkan
سخرة
Pertanian
الحرث
Memimpin
تر كتك
Aku lupakan kamu
انساك
Kamu lupakan Ku
نسيتني
Dalam siksa
في العذاب
Aku biakan kamu
اتركك
Menunggu
تربع
Menyangka
تظن
Menjumpai
ملاقي
D. Biogarfi Perowi
Ø  Abu Hurairah
Abu Hurairah adalah  seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadist diantara tujuh orang tersebut. Baqi bin Mikhlad mentakhirjkan hadist Abu Hurairah sebanyak 5.374 hadist
Rasulullah sendirilah yan menjulukinya “Abu Hurairah”, ketika beliau melihat seekor kucing kecil. Julukan dari Rasulullah itu semata karena keintaan beliau kepadanya, sehingga jarang ada orang memanggilnya dengan nama sebenarnya (Abdurrahman bin sakhr). Ia berasal dari Bani Daus bin Adnan. Abu hurairah memeluk  islam pada tahun 7H, tahun terjadinya perang khaibar, dan  meninggal di Aqiq pada tahun 57H .
Abu Hurairah telah meriwayatkan dari Nabi SAW, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ubai bin ka’ab, Utsman bin  Zaid, A’isyah, dan sahabat-sahabat lainnya. Sedangkan jumlah orang yang meriwayatkan darinya melampaui 800 orang. Sanad yang paling shahih yang berpangkal darinya ialah:ibnu syihab az-zuhri, dari sa’id bin al-Musayyab, darinya (dari Abu hurairah). Adapun yang paling dla’if adalah as-sari bin sulaiman, dari Dawud bin yazid al-audi dari bapaknya (yadiz al-audi) dari abu hurairah.[2]
Ø  Abu Sa’id Al-khudri
Nama lengkapnya Sa’ad bin Malik bin Sinan bin ‘ubadi Al-anshari Al-khazraji, biasa dipanggil Abu sa,id dan terkenal dengan nama Abu sa’id al-khudri. Ia lahir di Madinah tahun 10 sebelum hijriyah. Pada perang Uhud, ia berniat ikut ke medan perang, tapi Nabi mencegahnya, karena saat itu usianya ia masih anak-anak.
Ayahnya Malik bin Sinan, gugur sebagai pahlawan syahid dalam perang Uhud. Ia pernah 12 kali ikut perang bersama rasulullah. Ia adalah orang yang selalu menyertai Nabi. Ia gemar memendekkan kumisnya dan menyemir jengotnya dengan warna kuning. Ia termasuk salah seorang ahli fiqih dan ulama sahabat, ia meninggal di Madinah tahun 74H dimana ia dulu dilahirkan.[3]
Ø  Imam at-tirmidzi
Beliau adalah seorang imam, hafiz, dan kritikus hadis. Nama lengkapnya Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah at-tirmidzi. Ia lahir pada tahun 200H. Ia datang ke bukhara dan menyampaikan Hadis di sana. Banyak melewat ke berbagai negeri.
At-tirmidzi telah memberitahukankedudukan kitabnya. Katanya, “Aku susun kitab ini, lalu kupersembahkan kepada para ulama hijaz, irak, dan khurasan, ternyata mereka suka, Barangsiapadirumahnya dirumahnya terdapat kitab ini, seakan-akan didalam rumahnya ada Nabi yang berbicara. “Diakhir hayatnya ia terserang penyakit mata. Ia wafat pada tahun 279 H.[4]
E. Syarakh Hadis (Keterangan Hadist)
            Berdasarkan Hadist diatas diterangkan bahwa Allah SWT telah memberikan kenikmatan kepada manusia berupa penglihatan, pendengaran, harta benda, anak, hewan ternak, dan pertanian. Dari itu tergambar lah jelas bahwa pastinya Allah SWT maha pemurah lagi maha  penyayang terhadap para manusia terutama umat Nabi muhammad SAW.
            Tar-asu watarba’u, dan kujadikan kamu sebagai penguasa dikalangan hamba-hamba-Ku sehingga engkau menjadi pemimpin mereka. Sesungguhnya sekarang Aku melupakanmu sebagaimana engkau melupakan Aku, kemudian allah memperintahkan agar  ia dimasukan kedalam neraka. [5]

           
Artinya :
            “Dan sungguh, akan kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak digunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi)tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah”(Qs.Al-a’raf: 179[6])
Karena nya itu syukurilah nikmat panca indera yang ada padamu, karena tidak semua orang seberuntung kita, memiliki panca indera yang berfungsi sempurna. Bersyukur tentunya tidak hanya sebatas berucap "alhamdulilah" atau segala bentuk ucapan syukur lainnya. Tapi juga memanfaatkan panca indera tersebut untuk hal-hal yang baik. Usahakanlah menghindari perkataan-perkataan yang kotor , apalagi sampai menebar perkataan-perkataan haram. Jika memang tak bisa berkata baik lebih baik diam. Bahkan lisan memegang kunci surga n neraka. Rasul saw bahkan sampai menjanjikan surga bagi yang bisa menjaga farji dan lisannya. Dan karena lisan juga, seseorang bisa memperoleh surga atau bahkan ditelungkupkan ke neraka.[7]
Firman Allah SWT:
Artinya
            “sesungguhnya apabila mereka sampaike neraka, pendengaran, penglihatan,dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan(20) Dan mereka berkata kepada kulit mereka: “mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” Kulit mereka menjawab: “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula)berkata, dan dia ciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan(21) Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaktian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira Allah tidakmengetahui banyak tentang apa yang kamu ketahui(22) (Qs. Fushshilat :20-22)[8]
Juga pendengaran kita, gunakan untuk mendengar hal-hal yang baik, hindari segala bunyi yang hanya membuang waktu saja. Karena semua panca indera kita akan dimintai pertanggungjawaban, mereka akan menjadi saksi untuk apa mereka digunakan. Alangkah beruntung mereka yang tuli, bisu dan buta. Tuli dari mendengar hal-hal yang haram, bisu dari ucapan yang haram dan buta dari memandang yang haram. Tidak heran mengapa kita disunnahkan berdzikir meminta keselamatan badan, pendengaran dan penglihatan tiap pagi dan sore kepada Allah SWT.[9]
            Dari itu dalam hal pendengaran dan penglihatan tak lain agar manusia agar menaati perintahNYa dan menjauhi terhadap larangan-larangan-Nya. Dari itu terdapat suatu hadis yaitu “seorang hamba akan bertemu Tuhannya dimana Dia akan berfirman, ‘Wahai fulan , bukanlah Aku telah memuliakan dirimu’.”
            يا رسول الله, هل نرى ربنا يوم القيامة؟ قال:هل تضا رون في رؤية الشمس في الظهيرة, ليست في سحا بة؟ قالوا: لا, قال: فهل تضارون في رؤية القمر ليلة البدر, ليس في سحابة؟قالو : لا,قال: فوالذي نفسي  بيده, لا تضارون في رؤية ربكم, الا كما تضارون في رؤية احدهما, قال ::كفيلقى  العبد, فيقول :اي فل,الم اكرمك؟ واسودك, وازوجك, واسخر لك الخيل ولآبل واذرك ترآس, وتربع؟ فيقول: بلى, قال: فيقول: افظننت,انك ملاقي؟ فيقول: لا, فيقول: فإني انسأك كما نسيتني, ثم يلقى الثاني, فيقول: اى فل اكرمت؟ واسوودك,وازوجك واسخر لك الخيل والإبل؟ واذرك ترأس, وتربع؟ فيقول: بلى, اي  رب,فييقول: افظننت انك ملا قي؟ فيقول: لا, فيقول: فإني انسأك كما نسيتني, ثم يلقى الثلث, فيقول له مثل ذالك, فيقول :يا رب, امنت بك وبكتابك, وبرسلك وصليت وصمت وتصدقت, ويثني بخير ما استطاع, فيقول: ها هنا اذا, قال: ثم يقال له: الان نبعث شاهدنا عليك, ويتفكر في نفسه من الذي يشهد علي؟ فيختم على فيه, ويقال لفخذه ولحمه وغظامه: انطقي, فتنطق فخذه, ولحلمه وعظا مه بعمله من نفسه, وذالك المنافق, وذالك الذي يسخط الله عليه                                          
 Artinya
            “wahai Rasulullah, apakah kita akan melihat tuhan ketika pada hari kiamat nanti?” Rasulullah menjawab, “Apakah kalian masih ragu untuk bisa melihat matahari pada waktu siang yang tidak mendung?” sahabat berkata”tidak” rasulullah bersabda “apakah kalian masih ragu bisa melihat rembulan dimalam bulan purnama yang tidak berawan?” para sahabat berkata “tidak” Rasulullah Bersabda, “demi dzat yang menguasai jiwaku, kalian  tidak merasa ragu lagimelihat tuhan kalian sebagaimana kalian tidak merasa ragu bisa melihatsalah satu dari keduanya.”lalu Allah akan menjumpai seorang hamba dan berirman, ‘wahai sifulan, bukanlah Aku telah memuliakanmu? Bukanlah Aku juga telah menjadikan sebagai tuan? Aku telah menikahkan dirimu? Membuat kuda serta unta tunduk kepaadamu? Membiarkanmu menjadi pemimpin? Juga menjadikanmu sebagai orang yang ditaati?’ Orang itu berkata, ‘wahai tuhanku’. Allah berfirman, ‘Apakah kamu mengira sesungguhnya kamu akan berjumpa dengan-Ku?’ Orang itu menjawab, ‘tidak’. Allah berfirman, ‘sesungguhnya Aku telah melupakanmu sebagaimana kamu telah melupakan-Ku’.
            Kemudian Allah menjumpai hamba yang kedua lalu berfirman, ‘wahai fulan, bukanlah Aku telah memuliakanmu? Bukanlah Aku juga telah menjadikanmu sebagai tuan?Aku telah meikahkan dirimu? Membuat kuda serta unta untuk tunduk kepadamu? Membiarkanmu menjadi pemimpin? Juga menjadikanmu sebagai orang yang ditaati?’ Orang itu berkata’ Benar wahai tuhanku’. Allah berfirman, ‘apakah kamu mengira sesungguhnya kamu akan berjumpa dengan-Ku?’ Orang itu menjawab, ‘tidak’. Allah berfirman, ’Sesungguhnya Aku telah melupakanmu sebagaimana kamu telah melupakan Aku’.
            Allah menjumpai hamba yang ketiga an berfrman seperti yang disebutkan diatas. Lalu orang itu berkata. ‘wahai Tuhanku, aku beriman kepada-Mu, kitab-Mu,dan pararasul-Mu. Aku pun telah mengerjakan sholat, puasa, serta bersedekah’. Orang itu melafazhkan kalimat pujian sebatas yang dia mampu. Lalu Allah berfirman, ‘kalau begitu, [tetaplah kamu berada] disini!’ kemudian dikatakan kepada orang tersebut, ‘sekarang, kami akan mengutus saksi Kami kepadamu’. Orang itu berfikir didalam hati, siapakah yang akan menjadi saksi bagiku? Namun tiba-tiba mulut orang itu terkunci, Akan dikatakan kepada anggota pahanya, dagingnya, dan tulang-tulangnya, ‘berbicaralah kamu!’ dan itu munafik, dan itu orang yang dimurkai oleh Allah’
فوالذي نفسي بيده لا تضارون فى رؤية ربكم الا كما تضارون فى رؤية احدهما                                                                                               
          Didalam hadist tersebut tertulis bahwa nanti pada hari kiamat kalian akan melihat dengan jelas dan penuh keyakinan, diumpakan bagai kalian melihat matahari pada cuaca cerah dan melihat bulan purnama diwaktu tidak mendung.
فيلقى العبد فيقول اي فل                                                                                        
Klausa fayalqaal ‘abda adalah AllahSWT akan menjumpainya hambanya tersebut, sedang lafadz aiful adalah ya fulaan adalah nama seseorang yang tidak jelas namanya.
الم اكرمك واسودك وازوجك
          Wa’usawwiduka adalah “bukankah Aku(Allah) telah menjadikanmu sebagai tuan dari selain kamu”, sedang wa’uzawwijuka adalah Bukankah Aku(Allah) telah memberi rasa nyaman dengan adanya istri bagimu yang Aku ciptakan sebagai tempat berlabuh buatmu?”. Hal ini seperti firman-Nya : “Dan dijadikan diantaramu rasa kasih dan sayang (Qs. A-Ruum (30):21) .
واسخر لك الخيل والإبل واذرك ترأسوتربع
          Adzarka adalah atruka yang berarti Allah SWT telah memberikan kesempatan untukmu. Makna tar’asu adalah kamu untuk menjadi pemimpin dan menjadi seorang tokoh dikaummu. Dan makna tarba’u adalah Aku(Allah) memberikan kamu rasa nyaman, sehingga tidak merasa payah maupun berat.
فإنى انساك كمالانشيتني
            Maksud kalimat diatas: Allah SWT mencegah dirimu untuk bisa mendapatkan rahmat-Ku sebagaimana kamu juga tidak mau menuruti perintah-Ku
فيقول ها هنا اذا
          Makna kata diatas; sesungguhnya Allah SWT memfirmankankan kalimat ini kepada hamba yang menyangka dirinya telah beriman kepada Allah, kitab-Nya, dan para rasul-Nya. Dia juga mengaku telah mengerjakan shalat, puasa, sedekah, dan amal perbuatan baiknya lainnya. Padahal semua yang diungkapkan adalah kebohongan. Semula dia mengira bisa selamat dan aman melakukan kebohongan pada hari itu. Orang itu termasuk yang disebutkan sifatnya oleh Allah SWT dalam firman-Nya : “(ingatlah) hari (keika) merekasema dibangkitkan-Nya, lalu merekabersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu manfaat. Ketahuilah bahwa mereka termasuk orng-orang pendusta”. (Qs. Almujaadilah(58): 18)
ثم يقال له الا ن نبعث شاهدنا عليك ويتفكرفي نفسه من الذي يشهدعلي
            Kalimat ini dapat diketahui bahwa orang orang itu sebenarnya tidak mengetahui kalau semua anggota tubuhnya akan memberi kesaksian dengan sangat jujur atas apa yang telah dia lakukan.
فيختم على فيه
            Maksud kalimat ini: mulut akan benar-benar terkunci pada waktu itu dan tidak bisa melontarkan satu pata kata pun. Sebaliknya, malahan semua angota badan yang berbicara dan memberikan kesaksian dari apa yang telah ia lakukan. Sebagaimana firman-Nya ‘Azza wa jala, “pada hari itu kami tutup mulut mereka: dan berkatalah kepada kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (Qs. Yaasiin (36):65)[10]
F. Aspek Tarbawi
Hikmah yang dapat kita petik dari hadis pertanggung jawaban panca indra diatas, yaitu:
·         Memelihara akan penglihatan dan pendengaran kita dari hal-hal yang diharamkan oleh syariat agama islam,
·         Janganlah terfokus pada duniawi saja, tetapi jga harus memikirkan alam terakhir kita yaitu alam akhirat,
·         Menaati segala perintah Allah SWT dan penjauhi segala larangan-Nya
·         Mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT berikan kepada kita
·         Menyadari bahwa besukkelak dihari pealasan yang bersaksi adalah smua anggota badan dan mulut terkunci
DAFTAR PUSTAKA
  • Zuhri, Moh.1992. Terjemah Sunan At tirmidzi Jilid 4. Semarang: CV ASY SYIFA.
  • Ash-Shalih, Subhi.1997. Membahas Ilmu-ilmu Hadis.cetakan ke-8.  jakarta: PUSTAKA FIRDAUS
  • Mursi sa’id, Muhammad. 2005. Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah.cetakan ke-4. Jakarta Timur: PUSTAKA AL-KAUTSAR
  • Hatta, Ahmad. 2010.Tafsir Qur’an Perkata. Cetakan ke-5. Jakarta: MAGHFIRAH PUSTAKA  
  • Soffandi, wawan, & ibnu. 2007. Syarah Hadist Qudsi. Ctakan ke-4. Jakarta: PUSTAKA AZZAM
  • Bahrun, Abu Bakar .1996. Mahkota Pokok-Pokok Hadist Rasulullah SAW.jilid 5. Bandung: SINAR BARU ALGENSINDO
BAB III
PENUTUP
            Bahwasanya Allah SWT telah memberian kenikmatan kepada kita berupa pendengaran, penglihatan, harta benda, anak dan menyerahkan kepadamu hewan ternak dan pertanian. Dari semua itu kita wajib mensyukurinya dan mengunakan nya sesuai dengan ketentuan Allas SWT berikan yaitu menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, karenanya nanti pada hari pembalasan semua yang apa kita lakukan akan dipertanggung jawabkan.


[1] Moh. Zuhri, Terjemah Sunan At Tirmidzi, jilid ke-iv,(Semarang:CV. Asy-syifa’,1992).,hlm. 71-72
[2] Subhi ash-shalih, membahas ilmu-ilmu hadis, cet-VIII(jakarta: pustaka firdaus,2009), hlm.,332-334
[3] M. Sa’id  mursi, tokoh-tokoh sepanjang sejarah, cet-IV(jakarta timur: psutaka alkautsar, 2008).,hlm.126
[4] Subhi ash-shalih, Op.cit, hlm.,367-368
[5] Abu bakar, bahru, mahkota pokok-pokok Hadist Rasulullah SAW, jiid vI(bandung: sinar baru algensindo,1996),hlm., 1081
[6] A. Hatta, tafsir alquran perkata, cet –V (jakarta:magfirah pustaka,2010), hlm., 174
[8] A. Hatta., op.cit,hlm., 478-479
[10] Soffandi, wawan, & mukti, syarah hadist qudsi, cet-V (jakarta:pustaka azzam,2007), hlm.,770-774

Tidak ada komentar: